Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2016, 17:45 WIB

KOMPAS.com - Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2012, diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang muncul dan kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah kanker peringkat ketiga paling umum yang ditemukan pada pria dan wanita dengan 1,4 juta kasus di seluruh dunia.

Kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak di Indonesia. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring perubahan pola hidup penduduk Indonesia.

Menurut dr Ibrahim Basir, SpB-KBD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia Jakarta Raya (IKABDI Jaya), sekitar 50% pasien dengan kanker usus besar datang ke rumah sakit sudah memasuki fase lanjut.

Bahkan, terkadang sudah tdak dapat diobati. Akhirnya dokter hanya melakukan terapi untuk mengatasi komplikasi medis.

“Pemahaman tentang gejala dan deteksi dini kanker kolorektal ini masih kurang, sehingga banyak pasien yang tak terdeteksi di stadium awal. Kebanyakan datang setelah stadium tiga ke atas,” ujar dr Ibrahim saat temu media dalam acara Kalahkan Kanker Usus Besar dengan Deteksi Dini di Double Tree Hotel, Jakarta (09/11).

Gejala kanker usus besar yang sering muncul adalah perubahan pola buang air besar entah diare atau sembelit tanpa sebab yang jelas selama beberapa hari, perut masih terasa penuh setelah buang aair besar, rasa nyeri pada perut, kelelahan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, hingga keluarnya darah bersama tinja saat buang air besar.

Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker usus besar adalah dengan mengamati pola buang air besar setiap hari.

“Kalau buang air besar disertai dengan keluar darah, segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan colok dubur. Ini untuk mengetahui apakah ada polip dan lendir yang menjadi tanda adanya kanker usus besar,” jelas dr Ibrahim.

Ibrahim menegaskan, pemeriksaan colok dubur penting dilakukan untuk mengetahui penyakit dengan tepat dan menghindari memberikan terapi pengobatan yang salah.

“Buang air besar dengan darah seringkali diduga wasir, sehingga dokter memberikan pengobatan untuk wasir. Inilah pentingnya pemeriksaan colok dubur. Jadi, jangan mau diberi obat wasir, kalau dokternya belum melakukan pemeriksaan colok dubur,” ungkap dr Ibrahim.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com