Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Kanker yang Menyerang Sistem Reproduksi Wanita

Kompas.com - 15/11/2016, 17:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com — Sel kanker dapat tumbuh hampir di setiap bagian tubuh. Tak terkecuali di sistem reproduksi wanita. Sel kanker yang bisa berkembang di bagian sistem reproduksi wanita pun tak hanya kanker serviks yang selama ini lebih populer.

Ternyata, ada banyak jenis kanker lainnya yang perlu diwaspadai. Seperti dikutip dari Medical Daily, setidaknya ada enam jenis kanker yang menyerang sistem reproduksi wanita.

1. Kanker rahim
Kanker rahim bisa terdapat di lapisan dalam rahim, yaitu bagian sel yang memproduksi lendir dan cairan lainnya ataupun di jaringan luar rahim.

Menurut Mayo Clinic, kanker rahim yang juga dikenal kanker endometrium (sel kanker yang tumbuh di dinding rahim) yang ditemukan sejak dini dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Gejala kanker rahim antara lain perdarahan di vagina meski tidak sedang haid atau sudah menopause dan nyeri panggul.

Salah satu prosedur mengatasi kanker ini ialah dengan pengangkatan rahim agar sel kanker tidak menyebar ke organ lainnya.

2. Kanker serviks
Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker yang paling umum. Kanker ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual. Selain menyebabkan kanker serviks, HPV juga bisa menyebabkan kutil kelamin.

Beruntung sudah ada vaksin untuk mencegah kanker serviks. Bagi yang sudah aktif berhubungan seksual, kanker serviks bisa dideteksi dengan metode pap smear mapun IVA.

Gejala kanker ini antara lain perdarahan abnormal, nyeri di daerah panggul, dan kembung.

3. Kanker ovarium
Setiap wanita memiliki dua indung telur atau ovarium yang memproduksi sel telur dan juga hormon. Sel kanker pun ternyata bisa menyerang bagian penting sistem reproduksi wanita ini.

Menurut American Cancer Society, kanker ovarium merupakan penyebab kelima kematian akibat kanker pada wanita. Metode pengobatan terpaksa dengan pengangkatan ovarium untuk mencegah penyebaran.

Gejala kanker ini antara lain nyeri panggul, sakit perut, kembung, penurunan nafsu makan, hingga masalah menstruasi.

4. Kanker saluran tuba
Saluran tuba atau dikenal dengan tuba falopi adalah tempat melintasnya sperma menuju sel telur. Daerah ini ternyata juga bisa terserang kanker.

Menurut The National Cancer Institute, kanker ini kerap ditemukan pada stadium lanjut sehingga angka harapan hidupnya rendah.

Orang yang terkena kanker tuba falopi umumnya tidak merasakan gejala awal atau tanda-tanda adanya sel kanker. Kanker ini memang jarang terjadi pada wanita.

Sayangnya, juga belum ada metode deteksi dini yang baik untuk bisa menemukan kanker ini sedini mungkin.

5. Kanker vagina
Sel kanker pun bisa ditemukan di vagina. Kanker ini juga sangat jarang terjadi, tetapi bisa ditemukan sejak dini. Gejala kanker vagina umumnya adalah perdarahan dari vagina meski tidak sedang menstruasi.

Seperti kanker serviks, menurut National Cancer Institute, kanker vagina juga bisa disebabkan oleh infeksi HPV.

Untuk itu, vaksin HPV sangat penting diberikan untuk mencegah berbagai kemungkinan terkena kanker pada sistem reproduksi.

6. Kanker vulva
Vulva adalah daerah luar yang mengelilingi vagina. National Cancer Institute mengungkapkan, kanker vulva biasanya ditemukan di bagian bibir vagina. Sejumlah kasus kanker vulva juga dikaitkan dengan infeksi HPV.

Menurut National Cancer Institute, kanker vulva biasanya terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun. Sel-sel yang abnormal itu mulanya dapat tumbuh di permukaan kulit vulva dalam waktu yang lama hingga akhirnya menjadi kanker.

Beberapa tanda munculnya kanker vulva ialah neoplasia intraepitel vulva atau adanya pertumbuhan sel prakanker, perdarahan, terdapat benjolan di vulva, dan terasa gatal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com