Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 29/11/2016, 13:17 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Vaksin terbaru untuk mencegah penularan HIV sedang dipersiapkan untuk diuji coba di Afrika Selatan. Jika berhasil, vaksin ini akan menjadi senjata memberantas infeksi HIV.

Vaksin yang disebut HIVTN 702 ditujukan terhadap 5.400 pria dan wanita yang aktif secara seksual berusia 18-35 tahun di 15 wilayah seluruh Afrika Selatan.

Uji coba tersebut akan menjadi yang terbesar dalam pengembangan vaksin HIV yang dilakukan di Afrika Selatan, negara dengan kasus penularan HIV mencapai 1000 orang setiap hari.

"Selain upaya pencegahan yang sekarang sudah dilakukan, vaksin ini dapat menjadi cara yang aman dan efektif untuk melawan HIV," kata Anthony Fauci, direktur Insitut Nasional dalam Penyakit Menular dan Alergi AS.

Ia mengatakan, vaksin dengan efektivitas yang moderat pun secara signifikan dapat menurunkan penularan HIV di negara dengan populasi infeksi HIV sangat tinggi seperti Afrika Selatan.

Vaksin HVTN 702 yang diuji tersebut sebelumnya sudah diuji coba di Thailand tahun 2009 dengan efektivitas 31,2 persen mencegah infeksi HIV dalam 3,5 tahun.

Tujuan utama dari vaksin baru ini adalah mengetahui apakah efektif dan bertahan lama memberi perlindungan, selain juga beradaptasi dengan subtipe HIV yang dominan di Afrika bagian selatan.

"Jika vaksin HIV ini ternyata mampu bekerja di Afrika Selatan, maka secara dramatis akan mengurangi pandeminya," kata Glenda Gray, ketua dewan penelitian medis Afrika Selatan.

Para relawan dalam penelitian ini secara random dibagi menjadi dua, yaitu mendapatkan regimen vaksin dan yang hanya plasebo. Setiap partisipan akan mendapatkan lima suntikan dalam setahun.

Partisipan yang terinfeksi HIV akan dirujuk ke layanan medis untuk mendapatkan perawatan dan konseling untuk mengurangi risiko penularan pada orang lain.

Afrika Selatan memiliki lebih dari 6,8 juta orang yang terinfeksi HIV, namun negara tersebut berhasil melakukan program terapi pengobatan. Angka harapan hidup pasien juga meningkat dari 57,1 tahun di tahun 2009 menjadi 62,9 tahun di tahun 2014.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Foxnews
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+