Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/12/2016, 21:11 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan infeksi HIV lebih banyak ditemui pada ibu rumah tangga, yakni 10.626 kasus.

Kemudian disusul oleh tenaga non professional/karyawan (9.603 kasus), wiraswasta (9.439 kasus), petani/peternak/nelayan (3.674 kasus), buruh kasar (3.191 kasus), penjaja seks (2.578 kasus), PNS (1.819 kasus), dan anak sekolah/ mahasiswa (1.764 kasus).

Selama ini, ibu rumah tangga dianggap paling tidak berisiko dibanding penjaja seks. Ibu rumah tangga dinilai lebih banyak menghabiskan waktu di dapur dan mengurus anak. Lalu, mengapa kasus HIV-AIDS tertinggi di Indonesia ada pada ibu rumah tangga?

Ketua Komite Pogram Yayasan AIDS Indonesia, dr. Sarsanto W. Sarwono, SpOG mengungkapkan, banyak ibu rumah tangga yang tak menyadari memiliki risiko tertular HIV.

"Ibu rumah tangga biasanya mendapatkan HIV dari bapak-bapaknya," kata Sarsanto di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Hal itu bisa terjadi jika sang suami sering bergonta-ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual berisiko dengan penjaja seks, hingga memakai jarum suntik untuk napza yang tidak steril.

Tanpa disadari pula, suami terinfeksi HIV dan menularkan HIV kepada istrinya saat berhubungan seks tanpa kondom.

Kasus penjaja seks terinfeksi HIV lebih rendah. karena biasanya mereka justru menyadari risiko infeksi virus. Mereka dapat menghindari penularan dengan meminta pria menggunakan kondom saat hubungan seks.

Maka salah satu pencegahan penularan HIV yang dicanangkan pun tak hanya menghindari hubungan seks berisiko dan tidak menggunakan napza, tetapi juga setia pada pasangan.

Untuk memutus rantai penularan, edukasi HIV/AIDS harus diketahui oleh keluarga, baik suami dan istri. Selain itu, suami istri sebaiknya menjalani tes HIV.

"Satu-satunya kita tahu HIV ya kalau dites. Kalau dua-duanya mau dites sangat bagus," kata Sarsanto.

Jika salah satu pasangan terinfeksi HIV, saat berhubungan seksual harus menggunakan kondom.

Meski demikian, ibu rumah tangga juga tak perlu takut untuk hamil. Konsultasi dengan dokter bisa dilakukan untuk menentukan langkah pencegahan penularan HIV ke ibu.

Jika ibu rumah tangga sudah terinfeksi HIV, program pencegahan virus ke bayi bisa dilakukan. Untuk itu, tes HIV pada ibu hamil juga harus dilakukan untuk memutus rantai penularan HIV.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+