Bruxism kebanyakan terjadi saat tidur. Lama-kelamaan, kebiasaan ini bisa merusak gigi. Dokter Roger mengatakan, menggeretakan gigi bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti stres, gangguan kecemasan, dan konsumsi alkohol maupun kafein.
4. Rambut rontok
Stres telah terbukti membuat rambut rontok. Hormon stres disebut dapat memengaruhi folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok saat disisir maupun keramas.
Agar rambut kembali tumbuh lebat, tak hanya cukup melakukan perawatan rambut, tetapi juga mengatasi kondisi stres.
5. Insomnia
Stres sangat berkaitan erat dengan masalah tidur malam. Salah satu yang paling sering terjadi akibat stres adalah insomnia. Mengatasi stres telah terbukti dapat mengurangi masalah kesulitan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.
Roger menjelaskan, hormon-hormon yang dikeluarkan saat stres dapat mengganggu keseimbangan antara tidur dan saat terjaga. Apalagi, saat sudah berbaring di kasur masih memikirkan hal-hal yang membuat stres.
Untuk mengatasinya, tenangkan dulu pikiran, tarik napas dalam-dalam, dan hindari menatap layar ponsel sebelum tidur.
6. Kelelahan
Stres akan sangat menguras energi. Hal ini juga berkaitan dengan kurang tidur akibat stres.
Mental Health Foundation menemukan, bahwa hampir sepertiga dari penduduk Inggris adalah kurang tidur karena stres.
Selain menganggu tidur, stres juga membuat suasana hati memburuk. Hal itulah yang membuat seseorang merasa kelelahan, seperti kurang motivasi dan energi.
Penelitian juga telah membuktikan, stres ataupun gangguan kecemasan dapat membuat seseorang sangat kelelahan, bahkan jika telah istirahat.
Cobalah mengatasinya dengan olahraga teratur dan menerapkan pola makan sehat. (Dailymail)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.