Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2017, 10:05 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber time.com

"Ada saluran-saluran potasium di otak yang ketika terbuka tampaknya berpengaruh menenangkan badai elektrik itu. Menurut kami, saluran-saluran ini bekerja lebih baik ketika otak menggunakan keton, bukan glukosa sebagai sumber energi," ujarnya.

Bahkan, ketika pengobatan epilepsi gagal, diet ketogenik dapat bermanfaat.

Lantas adakah manfaat diet keto ini untuk kita?

Riset Westman menemukan diet ketogenik dapat membantu mengatasi obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit pelemakan hati.

Namun, untuk orang penderita penyakit-penyakit itu, juga lansia dan anak-anak, Westman mengatakan, diet keto dapat berdampak "besar" terhadap asupan nutrisi dan kesehatan. Sebaiknya, diet ini dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi.

"Namun, jika Anda muda dan sehat, tak ada salahnya mengurangi asupan karbohidrat. Ini bukan konsep yang radikal," katanya.

Efeknya, kita bakal mengalami bau napas tak sedap, sembelit, dan gejala seperti flu. Minum banyak air putih dapat membantu mengatasi efek tak enak ini.

Sementara itu, manfaat yang dapat dirasakan berupa berkurangnya rasa lapar, lebih berenergi, dan berat badan turun. Sejumlah penelitian awal menemukan perbaikan memori.

Dibutuhkan lebih banyak riset soal jenis diet karbohidrat rendah ekstrem yang berkaitan dengan diet keto untuk menemukan semua manfaat sehatnya.

"Ketogenik dan diet rendah karbohidrat lainnya mungkin terasa sulit ketika dipraktikkan dalam jangka panjang dan kemungkinan efek sampingnya belum ditemukan," kata Dr David Ludwig, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.

"Biasanya pembatasan ketat tidak diperlukan," katanya. Ia menunjukkan bahwa tak semua karbohidrat sama dan kecepatan karbohidrat memengaruhi kadar gula darah yang disebut indeks glikemik membedakan jenis-jenis karbohidrat itu.

Pelaku diet keto ini menggunakan urine, darah, atau alat tes napas untuk mengecek kadar keton yang beredar dalam tubuh mereka. Alat itu dapat memberi tahu jika tubuh kita membakar keton, bukan glukosa.

Menurut Westman, tak ada bukti bahwa kadar keton seseorang lebih baik dari yang lain.

"Kadar air dalam sebuah aliran tidak dapat memberi tahu jumlah air yang mengalir di dalamnya. Sama halnya dengan mengukur kadar keton di dalam darah tidak dapat memberi tahu jumlahnya," kata Westman.

Sampai penelitian membuktikan keseimbangan asupan karbohidrat, protein dan lemak yang paling optimal untuk kesehatan, mempraktikkan diet keto ketat dapat berbahaya.

Namun, riset terakhir membuktikan, mengurangi karbohidrat dan menggantinya dengan lemak sehat tampaknya lebih sehat dan masuk akal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com