Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2017, 12:35 WIB

KOMPAS.com - Ada banyak alasan mengapa seorang wanita memilih hamil dan melahirkan di usia yang bagi banyak orang dianggap terlalu tua, misalnya di atas usia 40 bahkan 50 tahun.

Berkat sains dan kemajuan terapi kesuburan,kini wanita berusia 55 tahun atau bahkan 65 tahun bisa melakukan apa yang dulu dianggap mustahil: hamil dan melahirkan bayi yang sehat.

Walau demikian, menjadi ibu di usia yang tak lagi muda tetap saja memiliki sisi positif dan negatif. Sisi negatifnya terutama faktor fisik yang berpengaruh pada kualitas organ-organ reproduksi sebagai tempat tinggal janin selama 9 bulan.

Saat janin perempuan berusia 20 minggu di kandungan, sistem reproduksinya sudah terbentuk sempurna, lengkap dengan sel telur yang akan dimilikinya seumur hidup. Jumlah sel telur itu sekitar 6-7 juta.

Ketika seorang wanita berusia 30 tahun, ia sudah kehilangan 90 persen dari sel telurnya itu, dan di usia 40 tahun hanya sekitar 3 persen yang tersisa.

Mayoritas wanita tidak bisa lagi hamil secara alami di usia pertengahan 40. Walau begitu, meski sel telur memiliki masa kedalursa tapi tidak demikian dengan rahim atau tempat sel telur yang dibuahi menempel dan tumbuh menjadi janin.

"Dengan kata lain, rahim bisa tetap berfungsi sampai seorang wanita meninggal," kata Dr.David Adamson, pakar fertilitas dari California, seperti dikutip Medical Daily.

Meski pun secara biologi mungkin tak ada hambatan untuk menjalani kehamilan sampai seorang wanita menopause, tapi risiko komplikasi kehamilan dan persalinan akan meningkat tajam seiring bertambahnya usia.

Secara umum, setiap wanita yang hamil di usia 35 tahun dianggap sebagai ibu yang tua dan kehamilannya masuk dalam risiko tinggi.

Selain beresiko mengalami diabetes kehamilan, calon ibu juga rentan darah tinggi, mengalami persalinan prematur, memiliki bayi dengan berat badan rendah, membutuhkan operasi caesar, beresiko besar keguguran, serta memiliki bayi dengan cacat kromosom.

Kehamilan juga menjadi sesuatu yang berat bagi fisik yang  mulai menua. Membawa beban bayi di kandungan mendatangkan stres fisik yang lebih besar pada wanita berusia di atas 45 tahun dibanding wanita yang lebih muda.

Atas dasar itulah klinik kesuburan yang memiliki program bayi tabung umumnya mengadakan konseling pada pasangan berusia tua yang ingin menjalani prosedur tersebut.

Komite Etik dari American Society for Reproductive Medicine menetapkan bahwa kesejahteraan anak harus menjadi prioritas utama dalam hal program bayi tabung pada wanita yang mulai tua. Disebutkan pula bahwa dokter berhak menolak pasien jika "ada alasan kuat bila pasien dianggap tak mampu mengasuh dan memelihara anaknya."

Selain kesehatan fisik calon ibu dan ayah, yang perlu dipertimbangkan adalah usia yang beranjak tua berarti masa pengasuhan anak juga menjadi lebih pendek.

Bila Anda baru menjadi orangtua di usia 50 tahun, besar kemungkinan Anda tidak akan bisa ikut menghadiri acara kelulusan kuliah anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com