Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2017, 17:06 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Rokok elektronik sering diklaim tidak berbahaya dibanding rokok konvensional. Namun, penelitian terbaru kembali mengungkap bahaya rokok elektronik yang tak ada bedanya dengan dengan rokok tembakau.

Para peneliti dari University College London menungkapkan, rokok elektronik dapat merusak kualitas sperma. Mereka menguji 20 cairan isi ulang rokok elektronik dengan variasi 9 rasa dan menggunakan sampel sperma yang diambil dari 30 laki-laki.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Progress, diketahui sejumlah bahan kimia beracun dalam zat perasa dapat memperlambat kemampuan sperma untuk berenang hingga merusak sel-sel di testis.

Rasa kayu manis misalnya, ditemukan dapat memperlambat sperma berenang menuju sel telur. Sementara itu, rasa permen karet berisiko membunuh sel-sel di testis yang membantu produksi sel sperma. Kondisi yang merusak kualitas sperma itu dapat meningkatkan masalah infertilitas atau ketidaksuburan seorang pria.

Perasa rokok elektronik mengandung bahan kimia yang bersifat racun bagi tubuh manusia, yaitu coumarin.

Peneliti utama, Dr O'Neill menjelaskan, bahan-bahan kimia pada rokok elektronik itu dapat membahayakan tubuh melalui racun yang dihasilkan saat rokok dipanaskan. Selain itu, perasa pada rokok elektronik juga mengandung bahan kimia seperti formaldehida yang dapat memicu kanker.

Sebelumnya, penelitian dari University of Salford menemukan bahaya rokok elektronik seperti mentol bagi kesehatan paru-paru. Paparan bahan kimia dari perasa itu dinilai dapat membunuh sel-sel pada paru-paru.

Para ahli kesehatan hingga saat ini pun tak menyarankan pemakaian rokok elektronik sebagai pengganti rokok tembakau. Sejumlah negara juga belum menetapkan regulasi rokok elektronik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+