Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengakui, kasus TB tinggi meski berbagai upaya dilakukan. Bahkan, bebannya kian besar seiring muncul kasus TB yang sulit diobati karena bakteri Mycobacterium tuberculosis kebal antibiotik.
Untuk itu, Kemenkes akan menindaklanjuti tingginya kasus TB dengan penyediaan alat diagnostik, terutama di puskesmas. Harapannya, lebih banyak kasus baru TB teridentifikasi di fasilitas layanan kesehatan primer.
Selain itu, sistem pelaporan akan dibenahi demi menekan kasus tak terlaporkan, khususnya yang tercatat di fasilitas kesehatan swasta. Tidak terlaporkannya kasus TB di fasilitas kesehatan swasta turut menyebabkan kasus TB masih tinggi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu menambahkan, upaya menemukan kasus TB secara aktif dilakukan lewat program TOSS (Temukan dan Obati Sampai Sembuh) TB.
Siapa pun terdeteksi positif TB diobati hingga tuntas. Namun, banyak pasien TB putus obat sehingga kuman TB jadi kebal antibiotik dan tetap jadi sumber penularan. (ADHITYA RAMADHAN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Januari 2017, di halaman 14 dengan judul "Ironi Negeri yang Berlimpah Sinar Matahari".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.