Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masuk Daftar 5 Negara Teratas Kasus Tekanan Darah Tinggi

Kompas.com - 16/01/2017, 15:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah penderita tekanan darah tinggi di seluruh dunia meningkat, sehingga jumlah kasus kematian terkait dengan penyakit "silent killer" ini juga meningkat. Indonesia masuk dalam daftar "lima teratas", ungkap sebuah studi baru

"Ada hampir 900 juta orang di dunia dengan hipertensi, dan ada hampir 3,5 miliar orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak cukup memenuhi definisi hipertensi," kata pemimpin penulis studi Christopher Murray dari University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle.

Tekanan darah terdiri dari dua angka. Tekanan darah atas, yang disebut tekanan sistolik, mengukur tekanan dalam arteri saat darah dipompa dari jantung.

Tekanan darah bawah atau tekanan diastolik, mengukur tekanan antara detak jantung. Tekanan darah dinyatakan dalam ukuran milimeter merkuri (mm Hg).

Penulis penelitian mengatakan, bahkan tekanan darah sistolik yang dianggap sebagai kisaran normal menurut American Heart Association, yaitu kurang dari 120/80 mm Hg, tetap dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Dalam studi tersebut, tekanan darah sistolik 110-115 mm Hg dianggap tinggi, sementara 140 mm Hg ke atas dianggap sudah dapat disebut sebagai tekanan darah tinggi.

Menurut rekan penulis studi, Dr Gregory Roth, para peneliti memilih untuk menganggap tekanan darah 110-115 mm Hg sebagai yang tinggi, karena ini adalah titik di mana risiko tekanan darah tinggi dimulai.

"Definisi hipertensi adalah tekanan sistolik lebih besar dari 140 mm Hg. Namun, ada bukti yang sangat kuat bahwa risiko memiliki tekanan darah tinggi dimulai pada angka 115 mm Hg," kata Roth, asisten profesor kardiologi di University of Washington di Seattle.

Mengontrol tekanan darah, termasuk praktik gaya hidup sehat dan menjaga berat badan normal, adalah cara menghindari kematian dan cacat akibat tekanan darah tinggi, kata Roth.

Murray mengatakan, beberapa faktor yang bertanggung jawab atas naiknya kasus tekanan darah tinggi adalah pola makan yang tidak sehat dan obesitas.

Selain itu, di negara-negara berkembang, banyak masyarakat perkotaannya memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah. Fakta umur juga memainkan peran. Risiko tekanan darah tinggi sering meningkat sejalan dengan usia, jelas Murray.

Jumlah orang dengan tekanan sistolik minimal 110-115 mm Hg cenderung terus meningkat, penulis penelitian menambahkan.

Untuk studi ini, para peneliti meninjau hasil 844 studi antara tahun 1980-2015, yang melibatkan 8,7 juta orang dari 154 negara.

Sebagian kematian yang terkait tekanan darah tinggi disebabkan oleh penyakit jantung (lima juta), perdarahan di otak (dua juta), dan stroke (1,5 juta).

Lima negara yaitu Amerika Serikat, Cina, India, Indonesia dan Rusia, menyumbang lebih dari 50 persen kasus tekanan darah tinggi, menurut penelitian ini.

Penelitian yang didanai oleh Bill dan Melinda Gates Foundation ini telah diterbitkan 10 Januari lalu dalam Journal of American Medical Association.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com