Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Politik Sepiring Nasi Jagung, Ikan kembung dan Lalap Sambel

Kompas.com - 25/01/2017, 07:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBestari Kumala Dewi

Sementara itu, angka malnutrisi terus bertambah. Ibu-ibu hamil dengan gangguan gizi tak terhitung. Kematian dan kecacatan dini berlomba di usia produktif.

Sangat ironis dan menjadi anomali besar untuk terjadi di bumi yang begitu kaya, teramat subur dan sarat berkah.

Seakan semua kebaikan pertiwi menguap dinikmati di belahan bumi lain, dengan segelintir orang bangga menjadi kaya tapi rakyatnya jauh dari kondisi sejahtera.

Ilusi hidup sehat semakin nampak seperti mimpi saat gilirannya produk asing membanjir. Bukan karena dibutuhkan. Tapi karena kelihatan lebih keren.

Dari pangan mentah hingga pangan jadi – sebutlah waralaba. Anehnya bisa lebih murah karena perkara politis ekonomis. Diembel-embeli kata praktis yang mujarab itu – akibat gagal paham etiologi kebertubuhan manusia.

Rupanya menghadirkan satu piring nasi jagung, pepes ikan kembung dan sejumlah lalapan dengan sambal untuk anak kita akhirnya jauh lebih berliku ketimbang mengurus kredit motor.

Tapi langkah tidak boleh surut, negri ini harus kembali pada fitrahnya. Sehat adalah hak seluruh rakyat. Termasuk pangan sehat yang tidak usah lagi dipolitisir, asal semua pihak berkehendak baik.

Bahwa ada sejumlah pengambil untung atau pengemplang kebijakan, jamaklah – namanya juga manusia. Tapi alangkah eloknya jika yang berkehendak baik itu lebih banyak lagi jumlahnya.

Jangan lagi ada yang bilang lebih mudah diucapkan, tapi fakta pelaksanaannya sulit. Sama sekali salah.

Saat anak-anak ikut menghadiri peluncuran buku tentang anak sehat dan pangannya hari Minggu lalu, beberapa ibu melapor – bahwa si kecil yang masih duduk di sekolah dasar minta dibawakan pepaya dan siomay ayam buatan ibunya untuk bekal sekolah. Sementara si kecil satunya lagi mulai mengkritisi label jumlah gula dalam susu kemasan yang disedot sepupunya.

Saya masih yakin, suatu hari nanti para ahli gizi tidak lagi perlu ragu menganjurkan pola makan sehat dan seimbang.

Karena memang tersedia, memang terjangkau dan memang enak – bila pendidikan kesehatan berjalan sebagaimana mestinya, informasi tersalurkan tanpa terselewengkan oleh yang punya kendali pasar. Bismillah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com