Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2017, 20:44 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski dilindungi oleh tengkorak kepala, bagian otak juga rentan mengalami masalah ketika terjadi benturan keras.

Dokter Esther Kristiningrum dari Departemen Medis Kalbe Farma mengatakan, benturan keras di kepala awalnya bisa menyebabkan cedera susunan saraf (neurotrauma) di otak.

"Akibat cedera saraf itu bisa terjadi benturan antara otak dengan tengkorak," ujar Esther dalam temu media di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Trauma pada otak itu kemudian akan menyebabkan pembengkakkan otak dan berkembang menjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan di otak, tentunya akan menganggu fungsi otak yang bisa berujung pada penurunan kesadaran atau koma, hingga kematian.

Trauma otak tak selalu terlihat dari luar secara fisik. Meski demikian, perlu pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan di dalam.

Berdasarkan data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta tahun 2005, terdapat 434 pasien cedera otak ringan dan 315 pasien cedera otak sedang. Penyebabnya kebanyakan karena kecelakaan lalu lintas.

Dalam jurnal Neuroanestesi Indonesia disebutkan, sekitar 60 persen cedera di kepala karena kecelakaan lalu lintas. Kemudian sekitar 20-30 persen karena terjatuh dari ketinggian.

"Diperkirakan 23 persen kecelakaan setiap tahun karena penggunaan handphone sambil menyetir. Jadi kebiasaan main handphone, misalnya mengetik chatt sambil nyetir itu sebaiknya dihindari," kata Esther.

Begitu pula ketika mengendarai motor. Helm pun harus selalu digunakan ketika berpergian naik motor bukan agar tidak ditilang aparat kepolisian, melainkan demi keselamatan jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com