Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2017, 19:30 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Ada berita baru-baru ini yang menghubungkan antara kanker kandung empedu dengan konsumsi minuman bersoda yang manis. Anda mungkin tidak terlalu terkejut dengan berita itu.

Obsesi banyak orang terhadap gula telah dikaitkan dengan banyak penyakit kronis dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk beberapa jenis kanker.

Benarkah gula meningkatkan risiko kanker seseorang? Inilah ringkasan dari beberapa penelitian terbaru dan penjelasan dari Carrie Daniel-MacDougall, PhD, seorang ahli epidemiologi nutrisi di University of Texas 'MD Anderson Cancer Center.

Para ilmuwan telah lama meneliti hubungan antara gula dengan berbagai jenis kanker. Beberapa di antaranya memengaruhi organ yang terlibat langsung dalam metabolisme gula (seperti hati dan pankreas), sementara beberapa sisanya tidak.

Sebuah studi di Swedia yang dipublikasikan baru-baru ini menemukan bahwa orang yang minum dua porsi atau lebih minuman soda dan minuman manis setiap hari, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kandung empedu dan saluran empedu, dibandingkan dengan mereka yang tidak atau jarang sekali minum soda dan minuman manis.

Ada juga penelitian yang dipublikasikan pada bulan Maret, yang ditulis oleh Daniel-MacDougall, menyatakan bahwa orang yang terbiasa makan makanan berindeks glikemik tinggi atau karbohidrat sederhana seperti roti putih, kentang, dan beras putih, lebih mungkin untuk mendapatkan kanker paru-paru daripada mereka yang makan sedikit makanan berindeks glikemik tinggi.

Penelitian ini tidak berfokus langsung pada permen, gula meja (gula pasir) dan makanan penutup. Tapi makanan-makanan ini masuk dalam kategori berindeks glikemik tinggi.

Studi lain dari MD Anderson Cancer Center, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan tinggi gula dengan kanker payudara.

Ketika peneliti membagi tikus menjadi empat kelompok dan memberi mereka semua pola makan yang berbeda, peneliti menemukan bahwa tikus yang makan sukrosa atau fruktosa lebih banyak (keduanya adalah jenis gula sederhana), lebih berisiko menderita tumor dan kanker payudara.

Bahkan, tumor lebih cepat menyebar ke paru-paru daripada tikus yang mendapatkan sebagian besar karbohidratnya dari makanan mengandung pati.


Bagaimana gula bisa memicu kanker?

Seperti kita tahu, gula adalah bahan bakar untuk sel-sel kanker. Bahkan, sebenarnya gula adalah bahan bakar untuk semua sel dalam tubuh.

Gula adalah jenis karbohidrat sederhana. Ketika Anda mengonsumsinya, pankreas menghasilkan insulin, suatu hormon yang membantu mengubah gula menjadi energi untuk sel-sel Anda.

Mengonsumsi terlalu banyak gula, dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Selain itu, tubuh juga akan menghasilkan lebih banyak hormon IGF (insulin-like growth factor).

"IGF ini yang tampaknya merangsang pertumbuhan dan menghambat kematian sel kanker," kata Daniel-MacDougall.

Pola makan tinggi gula juga berkontribusi terhadap peradangan di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan mendorong pertumbuhan tumor dan kanker. Kita juga tahu gula dapat menyebabkan penambahan berat badan.


Saran Ahli

"Ketika Anda makan makanan yang tinggi gula atau tinggi karbohidrat dan rendah serat, Anda akan mengalami lonjakan insulin dan tubuh akan menyimpan lebih banyak energi sebagai lemak," kata Daniel-MacDougall.

"Kita tahu bahwa obesitas adalah penyebab utama kanker. Karena itu, kurangi risiko kanker Anda dengan mengelola berat badan dan membatasi asupan gula."

Tidak semua gula dan pati bersifat buruk. Pada kenyataannya, kita tetap membutuhkan mereka untuk dapat berfungsi sebagai manusia sehat. Pemilihan jenis gula dan porsi yang tepat adalah kuncinya.

Makanan dengan gula alami (seperti buah dan produk susu) dan karbohidrat kompleks (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan), akan menyediakan kalori, vitamin, mineral dan nutrisi bagi tubuh. Sedangkan serat, berguna untuk membantu Anda merasa lebih cepat dan lebih lama kenyang.

"Beberapa orang menjalani pola makan rendah karbohidrat dengan sangat ketat. Kami tidak tahu seberapa efektifnya ini dalam mencegah kanker," kata Daniel-MacDougall.

Yang paling penting, menurut Daniel-MacDougall, adalah menemukan pola makan sehat yang sesuai untuk Anda dan menerapkannya dalam jangka panjang.

Daniel-MacDougall menambahkan, "Jika Anda benar-benar ingin menurunkan risiko kanker, Anda perlu mengambil pendekatan yang beragam," katanya.

"Konsumsi makanan yang mengandung nutrisi berkualitas tinggi, pertahankan berat badan yang sehat, dan hindari makanan berkalori kosong."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com