KOMPAS.com - Studi baru menemukan bahwa selain autisme terjadi lebih umum pada pria daripada wanita, perbedaan struktur otak juga dapat menjadi faktor penentu, terlepas dari jenis kelamin biologis.
Ini menunjukkan bahwa memiliki otak dengan fitur seperti otak pria dapat meningkatkan probabilitas gangguan spektrum autisme.
Studi ini menemukan bahwa memiliki otak dengan struktur seperti otak pria, memiliki risiko ASD lebih tinggi dibanding yang memiliki struktur otak khas wanita. Demikian kata penulis pertama Dr. Christine Ecker, dari Universitas Goethe di Frankfurt, Jerman dan rekan, melaporkan temuan mereka dalam jurnal JAMA Psychiatry.
Gangguan spektrum autisme (ASD) atau lebih dikenal dengan sebutan autisme saja, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gangguan perkembangan otak yang kompleks yang dapat mengakibatkan tantangan perilaku sosial dan komunikasi.
ASD adalah gangguan spektrum yang luas, tidak ada dua orang dengan ASD memiliki gejala yang tepat sama.
Orang dengan ASD dapat berinteraksi dengan orang lain dan belajar dengan cara yang berbeda dari orang kebanyakan.
Beberapa orang dengan ASD membutuhkan sedikit bantuan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sementara ada juga yang perlu banyak bantuan.
Perbedaan otak pria dan wanita
Studi sebelumnya menemukan bahwa otak rata-rata pria berbeda otak rata-rata wanita di fitur struktural tertentu. Misalnya, volume otak pria lebih besar dari otak wanita.
Untuk penelitian mereka, para ilmuwan memilih untuk fokus pada ketebalan korteks, karena ini adalah salah satu fitur otak yang bervariasi antara pria dan wanita, dan ditemukan berubah pada orang dengan ASD.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.