Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2017, 08:23 WIB

KOMPAS.com - Tak bisa mengusir si dia dari pikiran Anda? Mengkhayalkan semua hal tentangnya, masa depan bersamanya? Benarkah itu tanda Anda sedang jatuh cinta?

Faktanya, sains telah mengungkapkan secara jelas apa artinya "jatuh cinta". Para ilmuwan menyebutkan bahwa otak orang yang sedang jatuh cinta terlihat sangat berbeda dengan sekedar nafsu.

Aktivitas otak juga berbeda pada mereka yang jatuh cinta dengan orang yang sudah terikat komitmen dalam hubungan jangka panjang. Intinya, otak manusia ketika sedang fase jatuh cinta sangat unik.

Ketahui apa saja tanda Anda memang jatuh cinta, menurut sains:

1. Istimewa
Saat Anda sedang jatuh cinta, Anda akan merasa orang yang dikasihi istimewa. Keyakinan tersebut muncul berpasangan dengan ketidakmampuan merasa romantis dengan orang lain. Hal ini terjadi karena peningkatkan level dopamin, hormon yang salah satu fungsinya mengatur perhatian dan fokus, di otak.

2. Sempurna
Orang yang dibutakan oleh cinta akan fokus pada hal-hal positif dalam diri orang yang dicintainya. Ia juga akan lebih mengingat pengalaman atau objek yang punya kaitan dengan orang yang dicintainya. Fokus perhatian tersebut juga disebabkan oleh peningkatkan hormon dopamin.

3. Kacau
Mungkin Anda pernah mengalaminya, jatuh cinta membuat dunia jungkir balik, kacau! Ketidakstabilan emosi dan fisiologi saat jatuh cinta dapat membuat kita mengalami eforia, merasa sangat berenergi, susah tidur, tak nafsu makan, dan juga kecemasan dan panik, bahkan menderita jika hubungan dengan si dia sedikit terganggu.

Mood swing yang dialami orang yang jatuh cinta itu mirip dengan perilaku pecandu narkoba. Dalam penelitian, orang yang sedang jatuh cinta ketika ditunjukkan foto kekasihnya, area otak tertentu akan aktif, sama seperti pengguna narkoba saat diberi narkoba. Jatuh cinta, boleh dibilang adalah salah satu bentuk kecanduan.

4. Kesulitan bisa mempererat
Menghadapi rintangan bersama dengan orang yang kita cintai akan meningkatkan ketertarikan dan perasaan romantik. Dopamin di otak mungkin berperan dalam reaksi tersebut.

5. Obsesi
Orang yang sedang jatuh cinta menghabiskan lebih dari 85 persen waktu mereka untuk merenungkan "cintanya". Perilaku obesesif tersebut kemungkinan dipicu oleh penurunan serotonin di otak.

6. Selalu ingin bersama
Jatuh cinta akan menimbulkan tanda-tanda ketergantungan emosi pada hubungannya, termasuk posesif, cemburu, takut ditolak, serta kecemasan jika berpisah. Mereka juga akan berusaha mencari cara agar bisa terus dekat dan berangan-angan selalu bersama.

7. Rela berkorban
Cinta bisa menghasilkan perasaan siap melakukan apa pun demi orang yang dikasihi, merasa kesulitan yang dialami orang tersebut sebagai masalahnya juga, dan rela menantang bahaya.

8. Mengubah diri
Tanda khas dari jatuh cinta adalah kecenderungan kita mengubah kebiasaan, cara berpakaian, atau perilaku lainnya agar kita bisa tampak sempurna di mata orang terkasih.

9. Bukan hanya seks
Walau dorongan untuk melakukan aktivitas seksual penting pada pasangan yang jatuh cinta, tetapi kebutuhan akan keintiman emosional dirasa lebih penting.

10. Kehilangan kendali diri
Orang-orang yang sedang jatuh cinta kerap merasakan hilangnya kendali diri.

Sayangnya, jatuh cinta biasanya tidak bertahan selamanya. Walau dianggap "berjuta rasanya", namun jatuh cinta adalah fase yang tidak permanen dan akan berevolusi menjadi hubungan jangka panjang dan tidak lagi bergantung secara emosional.

Jika muncul penghalang jarak dan sosial sehingga kita tidak bisa sering bertemu orang yang dikasihi, masa fase jatuh cinta itu biasanya akan memudar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com