JAKARTA, KOMPAS — Iklan rokok luar ruang di sejumlah kota di Indonesia kian masif menyasar anak muda. Pada saat bersamaan, pengawasan oleh pemerintah dinilai tak berjalan. Pelarangan total iklan rokok menjadi pilihan terbaik yang harus diambil.
Ketua Yayasan Lentera Anak Indonesia Lisda Sundari, Senin (13/2), di Jakarta, mengatakan, Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melarang iklan rokok luar ruang. Akan tetapi, setelah menghilang dari billboard, baliho, megatron, dan videotron di pinggir jalan, iklan rokok berubah bentuk menjadi spanduk dan umbul-umbul yang dipasang di warung sekitar sekolah.
"Spanduk dan umbul-umbul rokok itu bisa jadi tak membayar pajak seperti yang kami temui di Kota Padang dan Sawahlunto. Biasanya industri rokok hanya membayar sewa ke pemilik warung. Selain itu, begitu keluar sekolah, anak sekolah jadi terpapar iklan rokok," kata Lisda.
Hal itu, ujarnya, menjadi penguat kecurigaan bahwa industri rokok memang menyasar anak muda. Ini juga sejalan dengan hasil pengamatan pihaknya di 360 sekolah di lima kota tahun 2015.
Iklan rokok di media luar ruang di dekat sekolah, terutama yang berbentuk billboard, ditemukan di 32 persen sekolah yang diamati. Sebagian besar iklan tersebut dipasang persis di seberang sekolah sehingga terlihat jelas dari gerbang sekolah.
Tempat berkumpul
Di samping itu, iklan dan promosi rokok di tempat penjualan ditemukan di 85 persen warung, toko, dan minimarket dekat sekolah. Warung atau toko itu biasanya menjadi tempat berkumpul anak sekolah.
Berdasarkan pemantauan oleh sekelompok anak muda yang tergabung dalam Pembaharu Muda di 15 daerah di Indonesia tahun 2016, iklan rokok luar ruang banyak ditemukan di lokasi anak-anak muda berkumpul, seperti kampus, sekolah, taman kota, kafe, lokasi wisata, dan tempat olahraga.
Lima belas daerah itu adalah Bogor, Pandeglang, Jambi, Sikakap, Sawahlunto, Padang, Medan, Samarinda, Makassar, Mataram, Tabanan, Jember, Yogyakarta, Bekasi, dan Jakarta. "Kalau sejak 20 tahun lalu negara ini sudah melarang iklan rokok, anak muda sekarang tak banyak yang merokok. Jika sekarang kita melarang iklan rokok, kita sedang menyelamatkan generasi 20 tahun yang akan datang," ujar Gesyca Rikhaflina, anggota Pembaharu Muda dari Kota Padang.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Nina Mutmainnah Armando, menambahkan, Indonesia adalah surga bagi industri rokok. Menurut dia, iklan rokok yang manipulatif adalah jembatan antara industri dan target pasarnya, yaitu anak muda. (ADH)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Februari 2017, di halaman 14 dengan judul "Iklan Rokok Luar Ruang Kian Masif".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.