Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2017, 20:41 WIB
Lily Turangan

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Mungkin, istilah cerebral palsy tidak sepopuler autisme atau autis. Keduanya sama-sama merupakan jenis gangguan tumbuh kembang. Sebenarnya jumlah anak dengan cerebral palsy cukup banyak di Indonesia dengan sebaran merata di daerah.

Cerebral palsy adalah kelumpuhan otak besar, kata Dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR-K, ketua Kepala Divisi Pediatri Departemen Rehabilitasi Medik RSCM pada acara Gathering Cerebral Palsy di Restauran Grand Garden Kebun Raya Bogor yang diselenggarakan Komunitas Cahaya pada 26 Februari lalu.

Penyebab umum cerebral palsy adalah kelahiran prematur, karena kemungkinan pembuluh darah ke otak belum berkembang sempurna. Ada beberapa orang menyebut cerebral palsy dengan istilah lumpuh otak.

Sampai saat ini, penyebab pasti lumpuh atau cedera otak masih belum bisa dipastikan. Tapi beberapa dugaan penyebabnya selain lahir prematur adalah;

- Bayi lahir tidak langsung menangis, sehingga menyebabkan otak kekurangan oksigen.

- Kurangnya nutrisi tertentu yang penting bagi perkembangan otak pada saat sebelum atau sesudah kelahiran.

- Cacat tulang belakang atau cedera hematom subdural atau pendarahan di antara lapisan duramater dan arhacnoid.

- Infeksi yang terjadi pada otak seperti meningitis, sepsis, ensefalitis.

- Masalah genetik.

Gejala gangguan motorik pada anak dengan CP, berbeda-beda waktu kemumculannya. Ada yang terlihat waktu usia tiga bulan, ada juga yang lebih tua atau bahkan baru terlihat ketika usia dua tahun.

Gejala yang harus diperhatikan

Ciri khas CP adalah gangguan motorik atau gerak otot spesifik seperti:

- Gerakan kaku atau bahkan tubuh menjadi sangat lentur
- Refleks menggenggam pada bayi hilang
- Bayi atau batita berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret.
- Kejang saat anak dalam kondisi emosi tidak bagus misal marah atau dalam tekanan.

Selain memengaruhi motorik, gejala CP juga sering diikuti dengan gangguan pendengaran dan bicara, penglihatan, napas tidak teratur dan kadang gangguan pencernaan.

Secara umum, ada empat jenis lumpuh otak, yakni;

1. Spastik (tipe kaku-kaku) dialami saat penderita terlalu lemah atau terlalu kaku. Sekitar 65 persen penderita lumpuh otak masuk dalam tipe ini.
2. Atetoid. Penderita yang tidak bisa mengontrol gerak ototnya , biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang tidak biasa.
3. Kombinasi adalah campuran spastik dan athetoid.
4. Hipotonis. Otot-otot sangat lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang menjadi spastic atau athetoid.

Membantu anak dengan Cerebral Palsy

Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan cerebral palsy. Tapi, itu bukan berarti orangtua tidak punya harapan untuk mengoptimalkan kemampuan anak agar bisa mandiri.

Terapi, misalnya seperti Compensatory Dendrite Sprouting dan Glenn Doman, adalah jalan terbaik yang bisa diberikan kepada anak-anak dengan cerebral palsy.

Jenis terapi disesuaikan dengan usia, tingkat keparahan dan jenis cerebral palsy dan area otak mana yang rusak. Semakin cepat cerebral palsy terdeteksi dan anak segera menjalani terapi, semakin besar pula kemungkinan anak bisa mengejar ketertinggalannya.

Untuk itu, orangtua perlu bekerjasama dengan tim dokter. Orangtua pun perlu belajar banyak bagaimana seharusnya memerlakukan dan menerapi anak secara mandiri di rumah agar hasil yang didapat bisa semakin maksimal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com