Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Permen Karet Bisa Mengganggu Penyerapan Nutrisi

Kompas.com - 01/03/2017, 11:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Paparan kronis zat aditif yang umum ada dalam berbagai makanan, mulai dari permen karet hingga roti, dapat menurunkan kemampuan sel usus kecil untuk menyerap nutrisi dan bertindak sebagai penghalang bagi patogen, kata sebuah penelitian.

Mengonsumsi senyawa, yang dikenal sebagai titanium dioksida, hampir tidak dapat dihindari. Titanium oksida juga dapat masuk ke sistem pencernaan melalui pasta gigi.

Titanium dioksida digunakan sebagai bahan abrasi yang diperlukan untuk membersihkan permukaan gigi. Zat ini juga digunakan dalam beberapa produk cokelat untuk memberikan tekstur yang halus.

"Titanium oksida adalah zat aditif dalam makanan dan kita telah memakannya dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang lama. Tapi, jangan khawatir, itu tidak akan membunuh Anda! Tapi kami tertarik pada beberapa efek yang ditimbulkannya dan kami pikir orang harus tahu tentang hal itu, "kata salah satu penulis studi, Gretchen Mahler, Asisten Profesor di Binghamton University, State University of New York.

Untuk studi ini, para peneliti mengambil kultur sel usus kecil dan dipaparkan dengan makanan yang mengandung nanopartikel 30 nanometer selama lebih dari empat jam (akut), atau senilai tiga kali makan, selama lima hari.

Eksposur akut tidak banyak berpengaruh, tapi paparan kronis mengurangi proyeksi penyerapan pada permukaan sel-sel usus yang disebut mikrovili, demikian ditunjukkan dalam temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal NanoImpact tersebut.

Dengan mikrovili lebih sedikit, penghalang usus melemah, metabolisme melambat dan beberapa nutrisi seperti zat besi, seng, dan lemak, khususnya lebih sulit untuk diserap.

Fungsi enzim terkena dampak negatif, sementara sinyal peradangan meningkat, kata studi tersebut.

"Untuk menghindari makanan yang kaya nanopartikel titanium oksida, Anda harus menghindari makanan olahan terutama permen. Permen mengandung banyak nanopartikel,"kata Mahler.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com