Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/03/2017, 16:00 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

JAKARTA, KOMPAS.com - Gangguan pendengaran dapat berdampak luas pada kualitas hidup, karenanya deteksi dini gangguan ini sejak bayi menjadi penting. Ketika seseorang mengalami ketulian, masalah yang dihadapi bukan sekedar tidak bisa mendengar, tetapi juga berpengaruh pada kemampuan bicara.

Ketua Komite Nasional Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) dr Damayanti Soetjipto, SpTHT-KL(K) mengatakan, gangguan pendengaran memang sulit dideteksi dengan kasat mata karena tidak terlihat. Deteksi dini dilakukan dengan tes pendengaran sejak lahir.

"Waktu terbaik periksa itu saat bayi lahir sebelum dibawa pulang dari rumah sakit. Jangan lewat dari dua hari karena biasanya orangtua kalau sudah dibawa pjlang bayinya enggak balik lagi buat periksa," kata Damayanti di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (1/3/2017).

Deteksi dini menggunakan alat tes pendengaran. Bila diketahui ada gangguan pendengaran, dalam usia kurang dari 6 bulan bayi bisa diberi alat bantu dengar.

Damayanti menjelaskan, alat bantu dengar pada bayi untuk merangsang saraf pendengaran di otak.

"Kalau enggak ada rangsangan, lama-lama saraf pendengaran (di telinga) merasa tak ada gunanya. Akhirnya mengecil atau mengkerut," kata Damayanti.

Bila terlambat mendapat alat bantu dengar, penerimaan suara pada telinga anak bisa berbeda karena saraf pendengaran sudah mengecil atau bahkan mati. Akibatnya, kemampuan bicara menjadi tidak jelas.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PP PERHATI-KL), dr Soekirman Soekin, SpTHT menambahkan, bayi yang lahir kuning hingga ibu yang memiliki riwayat infeksi Rubella, harus mendapat deteksi dini gangguan pendengaran.

Orangtua juga harus lebih peka pada kualitas pendengaran bayi. Misalnya, curigai jika bayi tidak pernah merespon bunyi-bunyian atau saat dipanggil.

"Pintu dibanting keras tetapi anak selalu pules saja tidurnya, nah itu perlu curiga. Bisa jadi tuli total," terang Soekirman.

Jika bayi mengalami tuli pada salah satu telinga, biasanya akan bingung mencari sumber suara. Bila mengalami masalah pendengaran, anak bisa diberikan alat bantu dengar hingga implan koklea.

Bertepatan dengan Hari Pendengaran Sedunia yang diperingati setiap 3 Maret, marilah lebih peduli dengan masalah pendengaran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+