Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2017, 15:58 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susanas) di pedesaan tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa belanja rokok menempati urutan kedua setelah belanja beras. Data juga menunjukkan, pengeluaran tembakau 3,2 kali lebih banyak dibanding untuk membeli telur dan susu.

Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, mengungkapkan, rata-rata pengeluaran untuk tembakau pun lebih tinggi pada penduduk miskin.

"Orang terkaya di Indonesia karena disumbang oleh orang miskin yang merokok," kata Hasbullah saat dihubungi, Senin (6/3/2017).

Hasbullah menuturkan, prevalensi merokok yang tinggi di kalangan kurang mampu disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan iklan rokok. Mereka yang kurang edukasi mengenai bahaya rokok akhirnya mencoba merokok dan kecanduan.

"Setelah terjerat dengan rokok, tidak ada uang pun masih prioritaskan merokok daripada beli makanan lain," kata Hasbullah.

Selain itu, tak dapat dipungkiri bila merokok malah dijadikan pelarian oleh penduduk miskin ketika terbebani masalah ekonomi.

Hasbullah mengatakan, nikotin pada rokok dapat memicu pelepasan dopamin yang memberikan efek bahagia sehingga lupa dengan kesulitan yang tengah dihadapi. Namun, alasan itu tak dapat dibenarkan untuk tetap merokok.

"Harusnya bukan dibiarin, tapi dibantu untuk tidak mencari jalan keluar dengan cara itu," jelas Hasbullah.

Merokok justru dapat membebani negara. Hasbullah mengatakan, penduduk jadi sakit-sakitan dan anak bisa putus sekolah akibat sang ayah memilih mengeluarkan uang untuk beli rokok.

Contoh nyata terjadi pada Sam, seorang nelayan di Muara Angke yang kisahnya diangkat dalam iklan layanan masyarakat.

Ia menghidupi keempat orang anaknya dengan penghasilan per hari rata-rata hanya Rp 50 ribu per hari. Tetapi dalam sehari itu pula Sam bisa menghabiskan 4,5 bungkus rokok. Kedua anaknya pun terpaksa putus sekolah.

Menurut Hasbullah, pemerintah harus lebih tegas melindungi rakyat miskin. Salah satunya, yaitu dengan cara menaikkan harga rokok.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com