Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2017, 13:11 WIB
Lily Turangan

Penulis

Kebanyakan batu ginjal terbentuk ketika oksalat mengikat kalsium sementara urin diproduksi oleh ginjal.

Saran: Konsumsi makanan yang mengandung kalsium dan oksalat bersama-sama. Oksalat dan kalsium lebih mungkin untuk mengikat satu sama lain di perut dan usus sebelum ginjal mulai mengolahnya. Walhasil, kecil kemungkinan batu ginjal kalsium oksalat terbentuk.

3. Kalsium bukan musuh

Tetapi, cenderung mendapatkan reputasi yang buruk. "Saya masih mendapat pasien yang bertanya-tanya mengapa mereka mengalami batu ginjal berulang, meskipun sudah mengurangi asupan kalsium," kata Dr Jhagroo.

"Bahkan, ada pasien yang mengatakan bahwa anjuran mengurangi kalsium, mereka dapat dari dokter lain yang mereka kunjungi."

Padahal, pola makan rendah kalsium sebenarnya dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal.

Saran: Tetap jaga asupan kalsium pada batas yang dianjurkan. Kurangi sodium dan pasangkan makanan kaya kalsium dengan makanan kaya oksalat.

4. Satu kali belum tentu selesai selamanya

Menderita batu ginjal sering digambarkan sebagai salah satu pengalaman yang paling menyakitkan tapi sayangnya, satu kali penderitaan kadang seolah belum cukup.

Penelitian menunjukkan bahwa menderita batu ginjal satu kali bisa meningkatkan risiko kejadian yang sama berulang.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Jhagroo menunjukkan, banyak orang yang pernah menderita batu ginjal tidak mengindahkan saran dari dokter spesialis mereka.

Sekitar 15 persen pasien batu ginjal tidak menebus obat yang diresepkan dan 41 persen tidak mengikuti saran pola makan yang diberikan dokter. Akibatnya, mereka menderita batu ginjal berulang.

Saran: Tanpa obat yang tepat dan penyesuaian pola makan, batu ginjal bisa tervmbentuk kembali. Batu ginjal berulang juga bisa menjadi indikator adanya masalah lain, termasuk penyakit ginjal.

5. Lemon adalah sahabat

Obat yang dianjurkan dokter memang penting untuk dikonsumsi tapi semua itu tak ada artinya jika tak diikuti perubahan gaya hidup, terutama pola makan. Seringkali, satu perubahan kecil, bisa bermanfaat besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com