Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2017, 12:15 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Saat ini semakin banyak orang yang memperbaiki pola makan agar lebih sehat dan merasa lebih baik, bukan hanya ingin turun berat badan dan bisa pakai koleksi celana jins lama.

Salah satu bagian dari pola makan sehat itu adalah kesehatan usus. Untuk itu diperlukan makanan kaya probiotik untuk sistem pencernaan yang sehat.

Diet untuk menjaga kesehatan usus itu disebut diet anti-candida. Diet rendah gula ini didisain untuk menghilangkan candidiasis, alias infeksi dari jamur candida yang tumbuh di pencernaan.

Candidiasis dapat berkembang akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di usus. Keadaan itu tak hanya menyebabkan masalah pencernaan serius tapi juga inflamasi, alergi dan suasana hati berubah-ubah.

"Ini adalah epidemi sunyi yang mempengaruhi satu dari tiga orang," kata Ann Boroch, konsultan nutrisi tersertifikasi dan penulis The Candida Cure.

Gula dan karbohidrat sederhana adalah dua hal yang menyebabkan pertumbuhan jamur berlebihan di pencernaan. Oleh karena itu, diet anti-candida menyerukan pembatasan gula, alkohol dan bahkan beberapa jenis buah dan sayur yang memiliki kandungan indeks glikemik tinggi.

Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat makanan dicerna dan dipecah menjadi glukosa dalam tubuh. Tujuan pembatasan gula ini adalah mengenyahkan jamur dan mengembalikan keseimbangan bakteri yang sehat.

Jamur candida mungkin tak asing di telinga karena sering disebut sebagai penyebab keputihan. Ternyata candida yang sama tumbuh juga di perut, vagina dan kadang di bawah kuku. Banyak orang tak menyadari kemungkinan infeksi jamur selain infeksi di vagina.

"Tak ada tes darah atau tes lain yang membuktikan candida sebagai penyebab sakit kepala, masalah kulit, penceranan, kenaikan berat badan dan kelelahan," kata Boroch.

Diet rendah gula ini sempat populer di tahun 80-an dan kembali diminati karena jamur menyebabkan banyak gejala penyakit.

Kedengarannya menarik secara teori, tetapi mampukah kita menghindari semua makanan dan minuman manis? Itu artinya kita harus berhenti minum kopi, anggur dan tak makan keju.

Diet anti-candida ini merekomendasikan detoks ketat selama beberapa hari diikuti berminggu-minggu sampai beberapa bulan tak makan makanan yang ditumbuhkan dengan ragi serta makan makanan yang mengatasi jamur.

Kita pada akhirnya memperkenalkan kembali makanan sebagai upaya mencari tahu pemicu masalah pencernaan yang dialami dengan harapan dapat mencegahnya di masa akan datang.

Kendati diet anti-candida itu terasa ketat, kita masih dapat menikmati sayuran seperti brokoli, terung, asparagus dan buah rendah gula seperti buah beri dan grapefruit. Diperbolehkan pula makan daging, kacang-kacangan dan biji-bijian tertentu.

Ketika dokter mendiagnosis diri kita mengalami pertumbuhan jamur berlebihan, diet anti candida ini sebaiknya tak dilakukan karena dokter akan meresepkan obat-obatan anti jamur. Meskipun diet anti-candida ini semakin dikenal, para ahli memperingatkan diet ini bukan solusi ajaib untuk mengatasi pertumbuhan jamur berlebihan.

Pada umumnya diet ini termasuk sehat. "Namun jika digunakan sebagai senjata menghadapi candidiasis, pertumbuhan jamur berlebihan itu akan kembali begitu kita berhenti mengadopsinya," kata ahli naturopati Saul Marcus.

Jadi, pemikiran bahwa diet itu saja bisa mengatasi jamur candida itu salah karena juga diperlukan pengobatan dari dokter.

Diet anti candida ini harus diperlakukan sebagai cara mengurangi makanan yang berdampak negatif pada tubuh, bukan sebagai obat untuk penyakit. Jadi, berhenti minum kopi dan keju selama sebulan mungkin terdengar seperti neraka. Bicarakan dengan dokter, diskusikan pilihan Anda dan putuskan mana bagian diet yang diperlukan dan mana yang sebaiknya dilupakan saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com