Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2017, 20:32 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Jika Anda tiba-tiba merasakan nyeri dada, rasa tidak nyaman di salah satu atau kedua lengan, atau sesak napas, alarm di otak mungkin sudah hapal bahwa itu adalah gejala serangan jantung. Tapi bagaimana jika gejala yang Anda rasa hanya seperti mau flu, misalnya lelah dan lemas?

Gejala serangan jantung pada wanita dapat berbeda dari pria. Wanita seringkali tidak menyadari mereka sedang mengalami serangan jantung ketika itu terjadi.

Pengalaman empat wanita penyintas serangan jantung dari berbagai usia ini, dapat menjadi pelajaran bagi kita supaya tahu apa yang mereka rasakan di hari, jam, dan menit sebelum terjadinya serangan.

Satu hal yang pasti, jika Anda mungkin mengalami pengalaman serupa, segera kontak layanan darurat medis 119.

Jen, 42 tahun, (mendapat serangan jantung ketika usia 40 tahun)

Saya merasakan sakit di atas dan pertengahan punggung, tepat di antara tulang belikat. Juga di kedua lengan. Pada hari itu terutama, saya merasa lelah dan kurang mampu menyelesaikan aktivitas yang biasa saya kerjakan.

Saya adalah pelatihan maraton biasa berjalankaki sepanjang 27 Kilometer. Di tengah rute, saya terpaksa duduk dulu karena lelah sekali.

Saya bisa menyelesaikan rute yang biasa, hanya saja tiga hari kemudian mengalami serangan dan harus dirawat di rumah sakit.

Gejala yang saya rasa, datang dan pergi selama seminggu. Tapi pada satu malam, rasanya menjadi jauh lebih buruk. Seperti ada pisau ditusukkan dan diputar di antara tulang bahu saya.

Saya juga merasa seperti sedang mengalami sakit maag yang terburuk yang pernah saya alami seumur hidup.

Jujur, awalnya saya pikir memang itu sakit maag. Saya tidak pernah mengalami sakit di dada sebelumnya. Gejala serangan jantung pada wanita, benar-benar berbeda.

Paula, 64 tahun, (mendapat serangan jantung ketika usia 60 tahun)

Dua minggu sebelum serangan, saya saya mengalami mual-mual. Saya pikir itu karena virus. Sehari sebelum serangan, saya mengalami sesak napas.

Saya hampir tidak bisa naik ke atas kereta. Pada saat sampai di pintu kereta, saya merasa pusing dan lemas.

Atas saran teman, saya pergi ke ruang gawat darurat. Dokter mengatakan, jantung saya berdebar sangat cepat, sehingga harus menginap di rumah sakit.

Malam itu, jantung saya berhenti berdetak. Seorang perawat menemukan saya di lantai. Mereka butuh 15 menit untuk menghidupkan saya kembali.

Melisa, 37 tahun, (mendapat serangan jantung ketika usia 33 tahun)

Pada saat terjadi serangan, saya tidak menyadari bahwa itu adalah serangan jantung. Saya hanya tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan harus pergi ke rumah sakit.

Saya merasa sangat lemah, hampir ke titik tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Saya juga berkeringat dingin, seperti mau flu, dan merasa nyeri di dada yang timbul tenggelam.

Saya ingin orang tahu, nyeri dada tidak selau membuat kita lemas dan belum tentu serangan jantung.

Hari itu, saya juga sesak napas hingga membutuhkan bantuan dari suami untuk naik ke mobil. Tapi, saat kami tiba di rumah sakit, saya mampu berjalan sendiri sampai ruang gawat darurat. Dada saya masih nyeri dan saya masih lemas.

Dokter bilang, gejala yang saya alami adalah gejala serangan jantung yang umum bagi wanita. Sebelumnya, dengan gejala yang mirip, saya didiagnosis pneumonia. Pada saat serangan jantung terdeteksi, kerusakan jantung saya sudah parah.

Eve, 44 tahun, (mendapat serangan jantung ketika usia 28 tahun)

Hari-hari menjelang serangan jantung, saya mengalami sakit kepala seperti migrain, sesak napas, dan merasa lelah. Dada kiri juga terasa sakit, lalu sisi kiri tubuh dan wajah.

Saya tidak tahu bahwa saya mengalami serangan jantung. Usia saya masih 28 tahun saat itu dan mengalami serangan jantung adalah hal terakhir yang saya pikirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com