Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan, Diet Karbo ala Menlu Retno Bisa Beri Efek Negatif

Kompas.com - 10/12/2019, 17:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lewat unggahan di akun Instagramnya, Menteri Luar negeri Retno Marsudi menceritakan kisah suksesnya selama delapan bulan menjalani olahraga rutin dan diet.

Selain menghindari makanan berminyak dan mengandung gula, Menteri Retno juga menghindari makanan mengandung karbohidrat.

Dengan diet yang dijalaninya itu, wanita 57 tahun itu mengaku merasa lebih baik dan lebih kuat.

Menghindari konsumsi karbohidrat seperti yang dilakukan Menteri Retno tergolong diet ekstrem.

Pasalnya, karbohidrat adalah sumber energi yang bisa ditemukan dalam biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, susu, yogurt, pasta, roti, dan makanan yang dipanggang.

Oleh karena itu, seseorang yang melakukan diet tanpa karbohidrat harus menghindari sebagian besar makanan ini.

Sebagai gantinya, mereka bisa mengonsumsi makanan yang mengandung protein atau lemak, seperti daging, ikan, telur, keju, minyak, dan mentega.

Baca juga: Ingin Sukses Diet Karbo seperti Menteri Retno, Hindari 4 Kesalahan Ini

Melansir Mayo clinic, setiap hari kita harus mengonsumsi setidaknya 45 hingga 65 persen karbohidrat dari total kalori harian.

Jadi, saat kita mengonsumsi 2000 kali perhari, sebaiknya kita mengonsumsi 900 hingga 1.300 kalori dari karbohidrat, yang setara dengan 225 dan 325 gram karbohidrat sehari.

Lalu, adakah dampak negatif dari menghindari konsumsi karbohidrat?

Efek menghindari konsumsi karbohidrat

Mengurangi asupan karbohidrat secara drastis bisa memberi pengaruh buruk bagi kesehatan. Berikut dampak negatif menghindari asupan karbohidrat secara total:

  • Sakit kepala
  • Bau mulut
  • Kelemahan
  • Kram otot
  • Kelelahan
  • Ruam kulit
  • Sembelit atau diare

Selain itu, menghindari asupan karbohidrat juga bisa membuat kita kekurangan vitamin atau mineral dan gangguan pencernaan serta dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.

Oleh karena itu, pola diet ini tidak disarankan untuk remaja dan anak-anak karena usia mereka masih membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.

Menurut Mayo Clinic, mengonsumsi karbohidrat kurang dari 20 gram sehari dapat membuat tubuh mengalami ketosis.

Ketosis terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup gula (glukosa) untuk energi, sehingga tubuh memecah lemak yang tersimpan, menyebabkan keton menumpuk di tubuh Anda.

Efek samping dari ketosis antara lain mual, sakit kepala, kelelahan mental dan fisik, dan bau mulut.

Baca juga: Menlu Retno Marsudi Tampil Lebih Langsing, Apa Rahasianya?

Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi protein hewani sebagai pengganti karbohidrat juga membuat kita berisiko mengalami penyakit jantung atau kanker tertentu.

Demi menjaga kesehatan, sebaiknya kita konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter mengenai pola diet terbaik untuk tubuh kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau