Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Tidak Fit? Hati-hati Jilatan Anjing Bisa Bikin Infeksi

Kompas.com - 12/12/2019, 10:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang yang ketahanan tubuhnya terganggu atau tidak fit, rentan terkena infeksi saat melakukan aktivitas sederhana.

Seperti yang terjadi pada seorang perempuan berusia 86 tahun asal Israel, tahun lalu. Nenek-nenek ini mengidap infeksi serius akibat bakteri setelah kakinya dijilat anjing.

Temuan kasus tersebut dipublikasikan di Journal of Emergency Medicine (2/12/2019).

Nenek tersebut saat dilarikan ke rumah sakit kondisinya demam, mual, muntah, dan kakinya merasa kesakitan.

Perempuan sepuh ini berada di atas kursi roda. Ia tengah menjalani pengobatan diabetes dan artritis rematoid (peradangan sendi).

Tim dokter di rumah sakit lantas memeriksa nenek-nenek tersebut. Mereka juga mendapati perempuan berusia lanjut ini jantungnya berdegup kencang.

Baca juga: Agar Fit Sepanjang Hari, Lakukan Ini Saat Bangun Pagi

Selain itu, tim dokter juga menemukan tanda-tanda selulitis di pergelangan kaki kanan dan bagian bawah kakinya.

Selulitis adalah infeksi kulit umum yang disebabkan bakteri. Infeksi ini bisa membuat kulit kemerahan, bengkak, dan terasa nyeri saat ditekan.

Para dokter juga memperhatikan ada beberapa luka dan lecet di sela-sela jari kaki perempuan itu.

Setelah diteliti lebih jauh, ternyata dalam darah perempuan berusia nyaris 90 tahun tersebut ditemukan infeksi bakteri Streptococcus canis.

Jenis bakteri tersebut dapat ditransfer dari hewan, terutama anjing, ke tubuh manusia.

Kasus langka

Menurut Journal of Emergency Medicine, infeksi bakteri dari Streptococcus canis tergolong sangat jarang.

Berbeda dari kasus nenek dijilat anjing yang berdampak infeksi serius dengan tanda selulitis, selulitis biasa jamak menyerang orang.

"Tapi selulitis yang biasa tidak disebabkan Streptococcus canis. Tapi bakteri jenis lainnya," jelas tim peneliti, Dr. Zohar Lederman, melansir Live Science (11/12/2019).

Dalam kasus tersebut, perempuan paruh baya itu bercerita ia memiliki beberapa ekor anjing. Binatang peliharannya terkadang menjilat kakinya.

"Kemungkinan besar karena anjingnya terinfeksi bakteri penyebab infeksi," katanya.

Namun menurut peneliti tersebut, dibutuhkan riset lebih lanjut dengan menguji sampel beberapa binatang agar hasil penelitiannya lebih sahih.

Pasalnya, sangat jarang ditemukan kasus infeksi serius karena bakteri dari jilatan binatang.

"Coba bayangkan banyak sekali orang di dunia ini dijilat binatang peliharaannya. Mereka tidak sakit dan baik-baik saja," ujar dia.

Baca juga: Musim Pancaroba, Lakukan Ini agar Tetap Sehat dan Fit

Lederman menjelaskan, bakteri bisa menginfeksi orang ketika bakteri bisa masuk lapisan dalam kulit, tidak sekadar epidermis atau kulit luar.

"Ini jenis infeksi paling umum. Infeksi terjadi karena kulit kering atau kulit pecah-pecah," katanya.

Dijelaskan lagi, infeksi kulit pada nenek di Israel tersebut jadi parah karena kulitnya pecah-pecah ditambah kondisi imunnya melemah.

Ketahan tubuh perempuan itu melemah karena pengobatan artritis rematoid. Ditunjang infeksi dari bakteri yang dibawa binatang.

"Dokter dan dokter hewan perlu berkolaborasi ke depan. Tujuannya untuk mengantisipasi merebaknya potensi penyakit yang ditularkan hewan ke manusia," ujarnya.

Setelah mendapat pengobatan antibiotik selama beberapa hari, perempuan yang mengalami infeksi setelah dijilat anjing tersebut kondisi kesehatannya stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com