Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MPASI Tunggal dan 4 Bintang, Mana yang Lebih Baik?

Kompas.com - 12/12/2019, 13:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Begitu menginjak usia enam bulan, bayi membutuhkan gizi tambahan sebagai pelengkap air susu ibu (ASI).

Pemenuhan gizi tersebut diberikan lewat pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

Dokter sekaligus pakar gizi, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum, menyebutkan pentingnya pemberian MPASI dengan prinsip enam pas.

"Pas umurnya, yakni mulai enam bulan. Pas teksturnya, Pas jumlahnya, pas frekuensinya, pas variasinya, dan pas kebersihannya," jelas dia kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Tan menyarankan sejak bayi berusia enam bulan, pemenuhan gizinya harus sudah seimbang.

Ia lebih merekomendasikan MPASI dengan menu 4 Bintang ketimbang MPASI dengan menu tunggal bagi bayi berumur enam sampai 24 bulan.

Baca juga: Bayi 40 Hari Meninggal Tersedak Pisang, Kenali Fase Pemberian MPASI

Menu MPASI tunggal berarti hanya menggunakan satu bahan makanan saja.

Sementara menu MPASI 4 Bintang, menggunakan komposisi sebagai berikut:

  • 30 persen Bintang 1: pilihannya beras, ubi, singkong, kentang, jagung, talas, dsb.
  • 10 persen Bintang 2: pilihannya segala jenis kacang-kacangan, tahu, tempe, sampai jamur.
  • 30 persen Bintang 3: pilihannya protein hewani seperti telur, ayam, ikan (termasuk teri), sapi, hati, dan lain-lain.
  • 25 persen Bintang 4: pilihannya bisa sayur dan buah seperti sawi, bayam, kangkung, wortel, jeruk, pisang, pepaya, dan sebagainya.

"Keempat bintang tersebut dijadikan satu, dibuat bubur. Kecuali buah, terpisah," ujar dia.

Tahapan pemberian MPASI 4 Bintang

Cara pemberian menu MPASI 4 Bintang diberikan secara bertahap sesuai usia bayi. Berikut tahapannya:

  • Usia 6-9 bulan

Bayi tetap diberi ASI dan menu MPASI 4 Bintang sampai tiga porsi sehari, masing-masing diberikan mulai 2-3 sendok makan bertahap sampai 125 ml.

Pada usia ini, bayi diajarkan tekstur makanan lumat dan kental. Untuk menyiapkan menunya, bisa dengan cara disaring.

  • Usia 9-12 bulan

Bayi tetap diberi ASI dan menu MPASI 4 Bintang sampai empat porsi sehari, masing-masing diberikan mulai 125 ml bertahap sampai 200 ml.

Pada usia ini, bayi dikenalkan dengan bahan makanan sama dengan orang dewasa. Namun tekstur makanannya dibuat lebih lembut dengan cara dicincang, dicacah, atau dipotong kecil.

  • Usia 12-24 bulan

Bayi tetap diberi ASI dan menu MPASI 4 Bintang sampai empat porsi sehari, masing-masing diberikan mulai 200 ml hingga 250 ml.

Pada usia ini, bayi bisa diberikan bahan makanan sama dengan orang dewasa. Tekstur makanannya bisa dibuat lebih ramah bayi dengan cara diiris-iris kecil.

Baca juga: MPASI Rumahan Tidak Sama dengan MPASI Murahan

Amati respons bayi

Tan mengingatkan pentingnya orangtua mengamati respons bayi pada setiap sesi pemberian MPASI.

"Setiap anak berbeda. Orangtua perlu responsif. Ada bayi yang perlu alon-alon dulu. Jadi satu minggu pertama di usia enam bulan ibunya memperkenalkan dulu semua rasa buah tanpa dicampur apa-apa," jelas dia.

Namun, ia mewanti-wanti agar masa perkenalan MPASI 4 Bintang pada bayi tidak terlalu lama. Tujuannya agar pemenuhan gizi si kecil bisa cepat terpenuhi.

"Kalau terlalu lama, bayinya bisa kekurangan gizi. Karena sejak usia enam bulan, bayi sudah butuh gizi lebih. Kalau semua orangtua paham seperti ini, enggak ada stunting," katanya.

Terkait pemenuhan frekuensi pada pemberian MPASI 4 Bintang, orangtua juga perlu cermat. Caranya dengan kembali memperhatikan respons anak.

Apabila jatah ideal MPASI untuk bayi 6-9 bulan, tiga porsi sehari, masing-masing 125 ml dan bayi merasa keberatan. Frekuensi pemberiannya bisa dibagi menjadi dua sesi.

Misalkan sesi sarapan bayi bisa diberikan separuh porsi terlebih dahulu. Selang dua jam, berikan kembali jatah kebutuhan MPASI-nya.

Demikian juga dengan pemberian MPASI 4 Bintang untuk sesi makan siang dan makan malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com