Tetapi ia menyarankan para orangtua yang putra-putrinya punya riwayat gangguan jantung, perlu memberikan perhatian ekstra saat anak-anaknya main game.
"Olahraga tentu juga berisiko. Tetapi ada hal-hal di luar olahraga seperti main game yang juga bisa berisiko," jelas dia.
Banyak orangtua dari anak-anak dengan gangguan jantung meminimalkan olahraga untuk mengurangi risiko bagi putra-putrinya.
Namun, kurangnya aktivitas fisik juga rentan membuat anak menghabiskan waktu untuk main game.
"Ini seperti pedang bermata dua. Karena anak-anak yang bermain game dan tidak aktif secara fisik juga memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit kardiovaskular di kemudian hari karena kurang olahraga," katanya.
Kasus aritmia ventrikel pada anak yang bermain game dan berpotensi mengancam jiwa hingga saat ini sangat langka.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Namun, tidak ada salahnya para orangtua perlu mempertimbangkan faktor risiko ini, terutama bila memiliki anak dengan gangguan jantung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.