KOMPAS.com - Warga belakangan dihebohkan dengan temuan anakan ular kobra di banyak daerah di Indonesia.
Beberapa daerah itu di antaranya, Ciracas, Jakarta Timur; Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah, dan Jember, Jawa Timur.
Melansir dari Kompas.com (09/12/2019), Peneliti Herpetologi Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Amir Hamidy, menyebut memasuki musim penghujan seperti sekarang adalah waktu yang ideal bagi menetasnya telur-telur kobra.
Ular kobra juga bisa dengan mudah ditemukan di Pulau Jawa karena memang menjadi habitat aslinya.
Oleh sebab itu, beberapa warga di di Pulau Jawa tak merasa asing dengan adanya ular kobra.
Baca juga: Teror Ular Kobra di Cianjur, 17 Ekor Ditangkap
Darah dari ular kobra ini biasanya dijadikan sebagai campuran atau ramuan jamu tradisional.
Sebut saja di kawasan Prambahan dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneliti analisis cemaran Staphylococcus aureus pada gelas, darah segar, dan jamu dengan ramuan darah ular kobra Jawa (Naja sputatrix) di sana.
Staphylococcus aureus merupakan baktaeri yang dapat menyebabkan keracunan pangan dan umumnya terisolasi dari produk makanan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Roza Azizah Primatika, Widagdo Sri Nugroho dari Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta dan Rais Dwi Abadi dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, ditemukan bahwa jamu yang mengandung darah ular kobra berpotensi mengandung Staphylococcus aureus yang membahayakan konsumen.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.