Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hidup Lebih Sehat di Tahun 2020? Ini Cara yang Dianjurkan WHO

Kompas.com - 27/12/2019, 11:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun baru sudah di depan mata. Biasanya, momen pergantian tahun ini diwarnai dengan berbagai resolusi agar kehidupan di tahun berikutnya semakin lebih baik.

Nah, bagi kalian yang menjadikan kesehatan sebagai daftar resolusi di tahun 2020, berikut tips hidup sehat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bisa kita praktikan:

1. Konsumsi beragam makanan

Tubuh kita sangat kompleks, dan (kecuali ASI untuk bayi) tidak ada makanan tunggal yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan agar tubuh bekerja sebaik mungkin.

Oleh karena itu, pola makan kita harus mengandung beragam makanan segar dan bergizi agar kita tetap sehat dan bugar.

Baca juga: Penggemar Binge Watching Bisa Tetap Hidup Sehat, Asal...

2. Kurangi konsumsi garam

Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.

WHO merekomendasikan batas konsumsi garam hanya lima gram atau satu sendok teh per hari. Sayangnya, rata-rta manusia mengonsumsi dua kali lipat lebih banyak dari rekomendasi WHO.

Makanan olahan juga seringkali mengandung garam tinggi. Oleh karena itu, kita juga harus membatasi konsumsi makanan olahan.

Beberapa tips untuk mengurangi asupan garam :

  • Saat memasak dan menyiapkan makanan, gunakan garam secukupnya dan kurangi penggunaan saus dan bumbu asin (seperti kecap, kaldu atau saus ikan).
  • Hindari camilan yang mengandung banyak garam, dan pilih camilan sehat segar daripada makanan olahan.
  • Saat menggunakan sayuran kaleng atau kering, kacang-kacangan dan buah-buahan, pilih varietas tanpa garam dan gula tambahan.
  • Periksa label pada makanan dan cari produk dengan kandungan natrium yang lebih rendah.

3. Kurangi lemak trans

Manusia membutuhkan lemak sebagai asupan harian, tetapi makan terlalu banyak lemak bisa berisiko tinggi.

Mengonsumsi lemak terlalu banyak bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan stroke.

Namun, hindari konsumsi lemak trans karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga hampir 30 persen.

Lemak trans dapat meningkatkan kadar kolestrol jahat dan juga menurunkan kadar kolestrol baik.

Lemak trans biasanya dihasilkan dari proses industri yang menambahkan hidrogen pada cairan minyak sayur untuk membuatnya lebih padat.

Sebagian besar lemak trans buatan dapat ditemukan dalam makanan yang digoreng.

Baca juga: Tidur Malam dengan Lampu Mati Bikin Tubuh Lebih Sehat

4. Kurangi konsumsi gula

Melansir Hello Sehat, rata-rata asupan gula penduduk Indonesia mencapai 15,7 gram per orang setiap harinya.

Jika diakumulasikan, angka ini telah melambung tinggi melebihi batas ambang rekomendasi WHO, yaitu hanya 5 persen dari total jumlah kalori yang didapat dari makanan setiap harinya.

Terlalu banyak konsumsi gula dapat meningkatkan risiko obesitas yang berujung pada masalah kesehatan kronis yang serius.

Seperti halnya garam, makanan olahan juga mengandung gula tinggi.

5. Kurangi alkohol

Terlalu sering mengonsumsi alkohol bisa berakibat fatal bagi tubuh kita.

Selain menyebabkan penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan gangguan hati, terlalu banyak konsumsi alkohol juga bisa menyebabkan tak permanen.

Alkohol dapat merusak lebih dari satu bagian otak, mempengaruhi bagaimana seseorang bersikap dan berperilaku, termasuk kemampuan belajar dan mengingat.

Selain itu, alkohol bisa menyebabkan gangguan kejiwaan serius, seperti kecemasan, depresi hingga skizofrenia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau