Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Coronavirus yang Diduga Biang Wabah Pneumonia di China

Kompas.com - 11/01/2020, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas bandara tengah memperketat pengamanan untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit pneumonia atau virus radang paru-paru dari China.

Melansir Kompas.com Selasa (7/1/2020), Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta memperketat pemeriksaan terhadap kru pesawat dan penumpang, khususnya warga negara Tiongkok.

Pengamanan khusus tersebut diterapkan, menyusul merebaknya infeksi virus pneumonia di Kota Wuhan, Tiongkok. 

Penyebaran penyakit ini diberi perhatian ekstra lantaran infeksi radang paru bisa menular dari orang ke orang.

Baca juga: Waspada Virus Pneumonia Asal China, Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan

Berdasarkan data WHO di China, hingga 31 Desember 2019 telah ditemukan 59 kasus pneumonia misterius yang dilaporkan di Wuhan.

Selain itu, muncul kasus kesehatan yang dicurigai penyakit yang sama di Hong Kong.

Gejala penyakitnya antara lain demam, kesulitan bernapas, dan lesi atau cedera pada paru-paru seperti pneumonia.

Hal tersebut juga serupa dengan wabah SARS yang sempat mewabah di Asia pada 2002 sampai 2003.

Hingga kini, penyebab pasti merebaknya wabah pneumonia asal China belum diketahui secara pasti.

Namun, berdasarkan laporan media Pemerintah China pada Kamis (9/1/2020), wabah pneumonia tersebut diduga disebabkan coronavirus jenis baru.

Apa itu coronavirus?

Melansir laman resmi LIPI, coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm.

Kata Corona beasal dari bahasa latin yang berarti crown atau mahkota. Sesuai namanya, bentuk virus ini menyerupai mahkota.

Coronavirus kali pertama diidentifikasi pada manusia pada pertengahan 1960-an.

Virus corona dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau dengan menyentuh orang yang terinfeksi.

Mereka yang terinfeksi virus ini biasanya mengalami pilek, sakit kepala, batuk dan demam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com