Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan.
Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.
Arifianto dkk. menerangkan penyakit DBD menjadi bahaya hingga dapat mematikan jika perembesan cairan tubuh yang dinamakan “kebocoran plasma” berlangsung masif dan tidak diimbangi masuknya air.
“Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, yaitu tubuh kekurangan oksigen di banyak selnya,” tulis mereka.
Selain itu, kebocoran plasma juga bisa menyebabkan perdarahan hebat hingga kerusakan fungsi organ lain yang semuanya dapat memicu kematian.
Arifianto dkk. menegaskan secara umum penanganan DBD adalah dengan menjaga kecukupan cairan pada para penderita karena tingginya risiko dehidrasi.
Baca juga: 6 Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Hindari DBD
Menurut mereka, penyakit akibat infeksi dengue disebabkan oleh virus jadi tidak membutuhkan antibiotik untuk pengobatannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.