Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Melahirkan Secara Caesar Buat Wanita Belum Jadi Ibu Sempurna?

Kompas.com - 19/01/2020, 06:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ada anggapan dalam masyarakat bahwa wanita yang melahirkan secara caesar telah gagal menjadi ibu karena tidak merasakan rasa sakit melahirkan secara normal.

Merespon hal tersebut, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K), menilai anggapan wanita melahirkan dengan operasi caesar belum menjadi ibu seutuhnya tidaklah tepat.

Pasalnya, kata Bima, persalinan normal atau secara caesar hanyalah metode persalinan, bukan patokan keberhasilan seorang wanita menjadi ibu seutuhnya.

“Normal atau caesar itu hanyalah cara persalinan,” kata Bima saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).

Baca juga: Bak Kisah Nadya dan Nabila, Bayi Kembar Berisiko Besar Lahir Prematur

Bima menganjurkan para wanita yang sedang mempersiapkan masa persalinan khususnya, tidak terlalu memikirkan stigma tersebut.

Menurut dia, cara persalinan apapun baik ditempuh di mana tujuanya yang terpenting adalah ibu dan bayi tetap sehat.

Pertimbangan melahirkan secara caesar

Bima menerangkan ibu hamil yang menginginkan bersalin secara normal bisa juga direkomendasikan oleh dokter untuk menempuh persalinan caesar.

Hal itu bisa terjadi dengan pertimbangan tiga faktor, yakni faktor ibu, janin atau bayi, dan faktor plasenta atau ari-ari.

1. Faktor ibu

Bima menjelaskan ada sejumlah kondisi pada seorang ibu sehingga direkomendasikan untuk menjalani persalinan secara caesar, di antaranya:

  • Preklampsia berat
  • Adanya penyakit jantung pada ibu
  • Adanya induksi atau pacuan gagal
  • Riwayat caesar pada persalinan sebelumnya yang tidak mungkin dilakukan persalinan normal pada kehamilan sekarang

2.Faktor janin

Berikut beberapa kondisi janin sehingga dokter merekomendasikan seorang ibu hamil untuk melahirkan secara caesar:

Baca juga: Awas, 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

  • Malpresentasi atau kelainan letak janin, seperti janin letak lintang dan janin letak sungsang
  • Kepala janin yang tidak masuk panggul atau disproporsi kepala panggul
  • Gawat janin, di mana denyut jantung janin di atas atau di bawah batas normal
  • Adanya tali pusat yang turun terlebih dahulu

3. Faktor plasenta

Bima menjelaskan, untuk Faktor plasenta, di antaranya adalah:

  • Plasenta previa, yakni plasenta menutupi jalan lahir atau vagina
  • Abruptio atau solusio plasenta, yakni plasenta lepas sebelum waktunya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com