Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Bercinta Setiap Minggu Bisa Menunda Menopause, Kok Bisa?

Kompas.com - 24/01/2020, 21:58 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber NHS

KOMPAS.com - Studi menyebut rutin bercinta setiap minggu dapat menunda menopause.

Melansir laman resmi NHS, menopause adalah kondisi saat wanita berhenti menstruasi.

Umumnya, menopause terjadi secara alami sebagai bagian dari proses penuaan.

Namun, ada juga menopause dini karena pengaruh obat, hormon, diet ketat, atau gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga: Sedang Program Kehamilan? Cek Masa Subur setelah Haid

Menopause terjadi saat kadar hormon estrogen wanita menurun, biasanya saat umur menginjak 45 sampai 55 tahun.

Melansir laman Womenshealth.gov, rata-rata umur menopause di berbagai negara berlainan.

Di Amerika Serikat dan Inggris, rata-rata usia wanita menopause 51 sampai 52 tahun.

Studi dari University College London baru-baru ini menguji teori, wanita bakal berhenti memproduksi sel telur saat tidak ada kemungkinan hamil.

Salah satunya karena tidak lagi berhubungan seks. Seperti diketahui, salah satu tanda-tanda menopause adalah berkurangnya gairah seks (libido).

Baca juga: Berhubungan Seks Idealnya Berapa Kali dalam Seminggu?

Riset observasional yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Medicine itu menganalisis 2.936 wanita berusia 40-an dan 50-an dari AS selama 10 tahun.

Para responden yang sudah mengalami tanda-tanda menopause tersebut ditanyai rutinitas aktivitas seksualnya apakah mingguan, bulanan, atau kurang.

Peneliti juga mempertimbangkan faktor merokok, indeks massa tubuh (BMI), latar belakang etnis, kondisi kesehatan, sampai usia awal menstruasi.

Dari penelitian, sebanyak 28 persen responden wanita yang rutin bercinta setiap minggu, menopausenya lebih lama ketimbang wanita yang aktivitas seksualnya kurang.

Sementara, sebanyak 19 persen responden wanita yang rutin bercinta sebulan sekali, menopausenya lebih lama ketimbang wanita yang aktivitas seksualnya kurang.

Penjelasan pakar

Para peneliti menafsirkan temuan riset mereka sejalan dengan teori evolusi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com