Selain TB, menurut Dien, paru-paru basah juga bisa terjadi karena efek dari penyakit ginjal dan gangguan pada fungsi jantung.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?
Dien menerangkan apabila penumpukan cairan di paru-paru masih tergolong ringan, biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa pun.
Gejala kerap kali baru terasa jika efusi pleura sudah memasuki level menengah hingga parah atau terjadi peradangan.
Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seseorang menderita penyakit paru-paru basah:
Meski tak menimbulkan paru-paru basah, Dien tetap mengimbau kepada siapa saja untuk tidak terlalu sering terpapar kipas angin.
Pasalnya, hal itu bisa memicu datangnya penyakit, meski tarafnya tergolong ringan.
Dia menerangkan terlalu sering atau lama terpapar kipas angin dapat menyebabkan kedinginan sehingga sistem imun bisa turun.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Minum Es Bisa Bikin Gemuk?
Dalam kondisi imun lemah, seseorang otomatis lebih rentan mengalami sakit akibat masuknya virus atau bakteri.
"Bisa mengalami gejala masuk angin atau terkena virus yang sifatnya ringan," jelas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.