Kabar baiknya, kematian akibat demam berdarah bisa dicegah dengan penanganan yang tepat dan cepat. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini untuk mencegah kematian akibat demam berdarah.
Selain memberikan tambahan cairan lewat infus, dokter biasanya juga dapat melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang, serta memonitor tekanan darah pasien.
Menurut laman SehatQ, bocornya plasma darah pada pasien demam berdarah biasanya terjadi di fase kritis.
Ada tiga fase yang dialami pasien demam berdarah, yakni fase demam, fase kritis, serta fase penyembuhan. Fase kritis tersebut berlangsung menjelang akhir fase demam antara hari ke tiga hingga tujuh.
Pada fase kritis, penderita bisa membaik atau memburuk. Untuk mencegah komplikasi serius, pasien dengan jumlah trombosit yang menurun sebaiknya segera dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Ciri-ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD)
Sebaiknya, pasien dirawat di rumah sakit pada hari ketiga hinga ketujuh sejak muncul demam meski demam sudah mereda.
Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan perawatan intensif untuk mencegah kebocoran plasma darah, pendarahan, tekanan darah rendah dan gangguan fungsi organ.
Saat di rawat di rumah sakit, dokter juga akan memberikan tambahan cairan lewat infus dan melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang, serta memonitor tekanan darah pasien.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.