Studi Buktikan Berenang Ampuh Atasi Sedih dan Kecewa, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Siapa sangka, berenang merupakan salah satu olahraga yang punya manfaat baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Tak hanya menyehatkan fisik, berenang ternyata mampu mengatasi rasa sedih dan kecewa.

Sebenarnya, kesedihan dan kekecewaan adalah hal yang normal dirasakan oleh manusia di dunia ini ketika segala sesuatu yang diharapkannya tidak berjalan semestinya.

Namun, tak jarang rasa sedih dan kecewa membuat seseorang menjadi lesu, putus asa, tak berdaya, tidak bersemangat, bahkan menarik diri dari lingkungan.

Baca juga: Efektif Bakar Lemak dengan Berenang, Yuk...

Efek sedih dan kecewa pada kesehatan

Sedih dan kecewa adalah bagian dari emosi manusia. Tapi, jika tidak dikelola dengan baik, akan mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan.

Merasa sedih dan kecewa berkepanjangan bisa mengakibatkan stress kronis. Padahal, stres kronis bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti:

• Sakit Perut
• Diare atau Sembelit
• Mulas dan Refluks Asam Lambung
• Sakit Kepala
• Siklus menstruasi yang bermasalah
• Gangguan seksual
• Masalah pernapasan

Selain itu, sedih dan kekecewaan yang tak kunjung diatasi bisa menyebabkan depresi klinis dan membawa pikiran negatif yang mempengaruhi hormon dalam tubuh.

Hal ini kemudian meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan peradangan dan kerusakan sel, seperti kanker, osteoporosis, dan sindrom iritasi usus (IBS).

Riset dalam Journal of Psychosomatic Research bahkan membuktikan bahwa orang yang suka memendam emosi - baik kecewa, sedih atau marah - mengalami peningkatan risiko kematian dini akibat penyakit jantung koroner.

Mengatasi kesedihan dan kekecewaan dengan berenang

Kabar baiknya, ada metode murah dan efektif untuk menghilangkan kekecewaan dan kesedihan dalam diri.

Melansir Hello Sehat, Aimee C. Kimball seorang psikolog sekaligus kepala pelatihan mental di Center for Sports Medicine di University of Pittsburgh Medical Center mengatakan, berenang dapat mengurangi rasa sedih, kecemasan dan depresi secara signifikan.