Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipertensi: Gejala, Faktor Risiko, Bahaya, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 02/02/2020, 07:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Bahaya hipertensi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.

Di antara komplikasi lain, hipertensi diketahui dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung.

Tekanan berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan oksigen ke jantung.

Lebih lanjut, tekanan yang meningkat dan aliran darah yang berkurang ini dapat menyebabkan beberapa kondisi fatal sebagai berikut:

  1. Nyeri dada atau sering disebut angina
  2. Serangan jantung yang terjadi ketika suplai darah ke jantung tersumbat dan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah tersumbat, maka kian besar juga kerusakan yang terjadi pada jantung
  3. Gagal jantung yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ tubuh vital lainnya
  4. Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadak
  5. Hipertensi juga dapat meledak atau menyumbat arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak, menyebabkan stroke
  6. Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang menyebabkan gagal ginjal

WHO memperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar atau dua per tiganya tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Pada 2015, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi.

Kurang dari 1 dari 5 orang dengan hipertensi memiliki masalah terkendali.

Melansir Mayo Clinic, hipertensi juga bisa menyebabkan disfungsi seksual pada pria maupun wanita.

Ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi menjadi semakin umum pada pria ketika mereka mencapai usia 50 tahun. Tetapi pria dengan tekanan darah tinggi bahkan lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.

Hal itu bisa terjadi karena aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menghalangi darah mengalir ke penis.

Wanita juga bisa mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan penurunan hasrat atau gairah seksual, kekeringan pada vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.

Tekanan darah tinggi biasanya merupakan kondisi kronis yang secara bertahap menyebabkan kerusakan selama bertahun-tahun. Tetapi kadang-kadang tekanan darah meningkat begitu cepat dan parah sehingga menjadi darurat medis yang membutuhkan perawatan segera, sering kali dengan rawat inap.

Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi

Cara mengobati hipertensi

Mengurangi hipertensi sama juga menjadi upaya untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.

Berikut beberapa langkah pencegahan, pengelolaan atau pengobatan hipertensi yang dianjurkan WHO:

  • Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
  • Makan lebih banyak buah dan sayuran
  • Aktif secara fisik secara teratur
  • Menghindari penggunaan tembakau
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
  • Menghilangkan atau mengurangi lemak trans dalam makanan
  • Mengurangi dan mengelola stres mental
  • Secara teratur memeriksa tekanan darah
  • Mengobati tekanan darah tinggi
  • Mengelola kondisi medis lainnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com