Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2020, 10:34 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak ada yang mau ditinggal pergi selamanya oleh orang tersayang.

Rasa sedih dan kehilangan mendalam tentu hadir di tengah peristiwa memilikan tersebut. Namun tahukah Anda, kematian orang tercinta juga bisa menyebabkan gangguan mental?

Rasa sedih adalah hal yang wajar terjadi ketika kita kehilangan orang tercinta. Namun, kesedihan tersebut biasanya diekspresikan secara fisik, emosional, dan psikologis.

Baca juga: Perhatikan Orangtua, Anak-anak juga Bisa Alami Gangguan Mental

Misalnya, menangis adalah ekspresi fisik, sedangkan depresi adalah ekspresi psikologis.

Dokter menjelaskan penyakit tipes bisa menyebabkan kematian. Namun, dengan pengobatan tepat dan cepat, penyakit ini mudah disembuhkan.

Jika kesedihan tersebut terus berlaru-larut, bisa jadi adalah pertanda dari prolonged grief disorder.

Prolonged grief disorder merupakan gangguan kesedihan yang berkepanjangan mengacu pada sindrom yang terdiri dari serangkaian gejala yang berbeda setelah kematian orang yang dicintai.

Seseorang yang mengalami sindrom tersebut biasanya mengalami kesedihan mendalam secara intesif selama lebih dari 12 bulan usai kematian orang yang dicintainya.

Biasanya, kesedihan berlarut-larut tersebut menyebabkan seseorang selalu teringat pada orang yang dicintainya hingga mengganggu aspek-aspek lain kehidupan mereka.

Namun, ada juga yang berusaha menghindari ingatan atau kegiatan yang mengingatkan mereka akan peristiwa kehilangan tersebut.

Bahaya prolonged grief disorder

Melansir Mayo Clinic, prolonged grief disorder dapat memengaruhi kita secara fisik, mental, dan sosial. Tanpa perawatan yang tepat, sindrom tersebut bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti:

  • Depresi
  • Pikiran atau perilaku bunuh diri
  • Kecemasan, termasuk PTSD
  • Gangguan tidur yang signifikan
  • Peningkatan risiko penyakit fisik, seperti penyakit jantung, kanker atau tekanan darah tinggi
  • Kesulitan jangka panjang dengan kehidupan sehari-hari, hubungan atau aktivitas kerja
  • Alkohol, penggunaan nikotin, atau penyalahgunaan zat.

Baca juga: Mengatasi Kesedihan dan Depresi Setelah Kematian Orang Tercinta

Melansir laman Psycom.net, kematian orang tersayang yang terjadi secara tiba-tiba bisa menimbulkan respons emosional yang kuat.

Hal inilah yang bisa memicu terjadinya gejala prolonged grief disorder.

Menurut riset yang diterbitkan dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, kematian orang tersayang - terutama jika terjadi secara tiba-tiba - akan menimbulkan pengalaman traumatis.

Pengalaman duka tersebut juga bisa mendatangkan episode depresi, gangguan panik dan gangguan stres pasca trauma, yang merupakan bagian dari Prolonged grief disorder.

Cara mencegah dan mengatasinya

Melansir Psychology Today, kesedihan adalah hal yang wajar terjadi dalam diri manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com