Oleh sebab itu, dia menganjurkan masyarakat yang terpapar abu vulkanik sebaiknya berlindung di tempat yang aman.
Sedangkan jika harus bepergian atau keluar rumah, masyarakat disarankan untuk memakai masker.
Baca juga: Masker, Cuci Tangan, dan Hand Sanitizer, Mana Paling Ampuh Cegah Corona?
Harsini menyadari stok masker di sejumlah daerah di sekitar Gunung Merapi kini terbatas sebagai dampak dari kekhawatiran masyarakat akan bahaya tertular virus corona atau covid-19.
Jika ada, biasanya harga masker bedah tersebut sudah naik atau menjadi begitu mahal.
Sebagai alternatif, Ketua Tim Severe Acute Respiratory Infection (SARI) RSUD dr. Moewardi itu mengungkapkan, masyarakat sementara bisa menggunakan masker kain untuk menangkal paparan abu vulkanik.
"Jika masker bedah susah ditemui, pakai masker kain dulu," jelas Harsini.
Masker kain yang dimaksud Dokter Harsini itu, yakni masker yang biasa dijual di pasaran dengan bahan kain yang cukup tebal.
Masker kain ini memang tidak lebih efektif dibanding masker bedah apalagi masker N95 untuk menangkal masuknya abu vulkanik ke saluran pernapasan.
Baca juga: Masker Mahal? Berikut Cara Lain Cegah Penularan Virus Corona
Tapi, masker kain sementara bisa digunakan selagi masyarakat menanti masker bedah bisa kembali mudah ditemui di pasaran.
"Kalau abu vulkanik, pakai masker memang perlu dilakukan," tutur Harsini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.