Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diare pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, Kapan Perlu ke Dokter

Kompas.com - 07/03/2020, 10:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber WebMD,

KOMPAS.com - Diare merupakan salah masalah kesehatan yang kerap dialami anak-anak.

Saat anak terkena diare, frekuensi buang air besarnya jadi lebih sering dan konsistensi tinja jadi lebih encer dari biasanya.

Selain gejala di atas, diare pada anak juga kerap disertai demam, mual, muntah, kram, pusing, dan dehidrasi.

Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua

Penyebab diare

Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diare pada anak paling sering disebabkan infeksi virus dari rotavirus.

Selain itu, diare pada anak karena infeksi juga bisa dipicu bakteri salmonella dan parasit seperti giardia.

Melansir Web MD, penyebab lain diare pada anak juga bisa dipantik dari alergi atau keracunan makanan.

Cara mengatasi diare pada anak

Kendati merupakan cara alami tubuh membersihkan diri dari kuman, namun diare pada anak perlu segera diatasi.

Pasalnya, tubuh penderita diare akan kehilangan cairan dan elektrolik secara cepat.

Pada saat yang bersamaan, usus juga kehilangan kemampuan untuk menyerap cairan dan elektrolit yang masuk ke tubuh.

Akibatnya, anak-anak rentan terkena dehidrasi saat diare. Bayi atau anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi daripada anak yang lebih besar atau orang dewasa.

Untuk mengatasi diare pada anak, para dokter umumnya merekomendasikan anak diberi cairan yang cukup, termasuk cairan yang mengandung air dan elektrolit.

Baca juga: Anak Tidur Terpisah, Kapan Si Kecil Butuh Privasi?

Konsultasikan dengan dokter terkait kebutuhan cairan yang ideal bagi buah hati agar tak terkena dehidrasi.

Dehidrasi akut saat anak terkena diare dapat berdampak fatal. Kenali beberapa tanda dehidrasi saat anak terkena diare, seperti:

  • Pusing
  • Mulut kering
  • Urin berwarna kuning tua atau kencing sangat sedikit
  • Saat menangis, anak tidak mengeluarkan air mata
  • Kulit kering
  • Lemas

Sedangkan untuk pengobatan, dokter biasanya akan memberikan obat berdasarkan penyebab diare pada anak.

Diare yang disebabkan virus tidak diberikan antibiotik. Sedangkan jika dipicu bakteri, biasanya anak akan diresepkan obat antibiotik.

Baca juga: Awas, Anak Doyan Begadang Rentan Obesitas

Kapan anak perlu dibawa ke dokter?

Orangtua tak perlu khawatir berlebihan. Pasalnya, diare pada anak umumnya bisa sembuh dalam beberapa hari.

Akan tetapi, orangtua perlu waspada saat anak terserang diare. Apabila tidak mendapatkan penanganan tepat, gangguan kesehatan ini bisa berdampak serius.

Orangtua perlu segera membawa anaknya ke dokter saat diare pada anak:

  • Terlalu lemah untuk berdiri
  • Diare berlangsung lebih dari tiga hari
  • Anak berusia kurang dari enam bulan
  • Diare disertai muntah cairan berwarna hijau atau kuning
  • Anak tidak bisa minum karena selalu muntah
  • Tinja mengandung darah
  • Demam anak saat diukur dengan termometer di dubur lebih dari 37,7 derajat Celsius
  • Mengalami gejala dehidrasi
  • Dalam kurun waktu delapan jam, diare terjadi lebih dari empat kali
  • Sakit perut berlangsung lebih dari dua jam

Apabila anak mengalami diare dengan gejala di atas, orangtua baiknya segera membawa buah hatinya ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com