Penderita juga mengalami pengeluaran keringat yang banyak, salivasi atau keluarnya air liur, mual, dan muntah.
Bahkan, paparan tetrodotoksin bisa menyebabkan diare, sakit peru, kesulitan bergerak atau disfungsi motorik, tubuh terasa lemas dan pegal-pegal serta kesulitan bicara.
Jika tidak segera ditangani, efek tetrodotoksin bisa menyebabkan penderita mengalami kelumpuhan yang menjalar di seluruh tubuh hingga otot-otot pernapasan.
Penderita juga bisa mengalami kesulitan bernafas atau sesak nafas yang dalam istilah medis disebut dengan dispnea.
Tetrodotoksin juga bisa menyebabkan disritmia atau aritmia, tekanan darah abnormal, melebarnya pupil atau midriasi.
Bahkan, paparan tetrodotoksin bisa membuat kita mengalami koma, kiejang, henti pernapasan hingga kematian.
Baca juga: Ahli Sebut Makan Ikan Lele Bisa Picu Penyakit Jantung
Orang yang terpapapr tetrodotoksin harus segera mendapatkan perawatan medis. Selain itu, cegah orang lain untuk mengonsumsi sumber paparan tetradoksin demi menghindari lebih banyak korban.
Jika orang yang terpapar tetrodotoksin masih dalam kondisi sadar, segera lakukan emesis atau memuntahkan isi perut.
Namun jika orang tersebut dalam kondisi tak sadarkan diri, segera beri oksigen atau napas bantuan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.