Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Cara Penggunaan Masker Kain dan Masker Bedah

Kompas.com - 19/04/2020, 13:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Guna mengurangi risiko penularan Covid-19, siapa saja kini disarankan untuk memakai masker, terutama saat bepergian atau harus bersinggungan langsung dengan orang lain.

Namun, karena persedian masker bedah di pasaran terus berkurang hingga menyulitkan para tenaga medis, masyarakat umum pun kini diminta cukup hanya mengenakan masker kain.

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto, Sp.P (K), menilai masyarakat umum sebenarnya sudah cukup efektif hanya menggunakan masker kain untuk mencegah penularan virus corona.

Baca juga: Dokter: Masker Kain Masih Bisa Menahan Droplet

Kepala Kelompok Staf Medik (KSM) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu, menegaskan masker kain masih bisa menahan droplet atau percikan air liur menyebar ke mana-mana.

“Sekarang kalau mau batuk, terus mulut dan hidung ditutupi masker, dropletnya kan di dalam, enggak ke mana-mana. Itu bisa juga dicegah dengan masker kain,” kata dia saat diwawancara Kompas.com, belum lama ini.

Beda cara pengguanaan masker kain dan masker bedah

Terkait cara penggunaan masker kain, dr. Yusup menyampaikan, secara garis besar tidak beda jauh dengan cara penggunaan masker bedah.

Dia hanya memberi catatan, karena masker kain rata-rata tak memiliki pita logam seperti pada masker bedah, maka siapa saja disarankan untuk memastikan kembali masker kain sudah benar-benar menutupi lubang hidung.

Caranya, bisa dengan mengikat kencang tali pada masker kain bagian atas sehingga mengurangi risiko masker mudah jatuh atau melorot ke bawah.

“Pastikan masker kain dipakai hingga menutipi bagian hidung, mulut dan dagu,” jelas dr. Yusup.

Baca juga: Seberapa Efektif Masker Kain untuk Cegah Virus?

Selain itu, dia membenarkan jika masker kain sebaiknya dipakai tidak terlalu lama, kira-kira maksimal hanya 4 jam. Setelah itu, siapa saja dianjurkan menggunakan masker kain pengganti.

dr. Yusup menyampaikan hal itu perlu dipraktikan mengigat masker kain pada dasarnya tidak memiliki keefektifan yang sama dengan masker bedah, apalagi masker N95 untuk mencegah penularan virus corona.

“Setelah digunakan masker kain ini sebaiknya langsung dicuci atau boleh disimpan dulu tapi di kantong khusus,” jelas dia.

Masker kain boleh dipakai lagi setelah dicuci

dr. Yusup menjelaskan berbeda dengan masker bedah, masker kain memang diperbolehkan untuk dipakai kembali setelah dicuci.

Proses pencucian masker kain yang dianjurkan, yakni harus menggunakan sabun untuk membunuh kuman.

Sebelum dipakai lagi, masker kain pun mesti dipastikan terlebih dahulu sudah dalam kondisi kering.

dr. Yusup mengingatkan, saat akan menggunakan atau melepas masker kain, siapa saja harus selalu menjaga kebersihan tangan.

Artinya, sebelum menyentuh masker kain yang akan dipakai, siapa saja dianjurkan untuk lebih dulu membersihkan tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

Baca juga: Cara Menggunakan, Melepas, dan Membuang Masker yang Benar

Begitu juga saat ingin melepas masker. Tangan juga bisa dibersihkan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol untuk mencegah keberadaan virus penyebab penyakit.

Dalam melepas masker kain, siapa saja juga diarahkan untuk melkukannya secara perlahan-lahan.

Lepaskan tali pengikat di belakang kepala sambil tetap menjauhkan masker dari wajah dan pakaian.

Hal tersebut penting dilakukan untuk menghindarkan paparan dari permukaan masker yang mungkin telah terkontaminasi virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com