Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2020, 16:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin ibarat harapan baru bagi penangkal suatu penyakit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini sudah tersedia vaksin untuk lebih dari 25 penyakit.

Beberapa jenis vaksin bahkan mampu melemahkan penyakit yang mengancam jiwa di antaranya campak, polio, tetanus, meningitis, sampai kanker serviks.

Baca juga: Bagaimana Virus Bisa Menyebar dan Menularkan Penyakit?

Namun, hingga kini belum semua orang termasuk anak-anak terakses vaksinasi.

Hingga 2017, tercatat sebanyak 20 juta penduduk di dunia belum terakses atau mendapatkan vaksin.

Kondisi ini membuat mereka berisiko menderita penyakit berbahaya dengan dampak kualitas kesehatan menurun, cacat, sampai meninggal dunia.

Berikut penjelasan mengapa tubuh butuh vaksin, bagaimana kinerja vaksin, dan jenis-jenis vaksin.

Baca juga: Mengenal Vaksinasi untuk Cegah Meningitis

Mengapa tubuh butuh vaksin?

Vaksinasi (memberikan vaksin ke dalam tubuh) ibarat kursus atau pelatihan bagi daya tahan tubuh.

Melansir Live Science, vaksin bekerja dengan mempersiapkan tubuh untuk melawan suatu penyakit.

Ketika virus atau bakteri memasuki tubuh, sel-sel daya tahan tubuh yang bernama limfosit secara alami merespons dengan memproduksi antibodi.

Antibodi yang berupa molekul protein ini berupaya melawan penyerang (antigen) dan melindungi tubuh agar tidak ada infeksi lanjutan.

Dalam kondisi sehat, seseorang bisa menghasilkan jutaan antibodi setiap hari. Kemampuan ini membuat orang sehat bisa melawan infeksi saat terpapar antigen.

Sayangnya, saat menghadapi serangan virus atau bakteri baru, tubuh butuh beberapa hari untuk meningkatkan respons antibodi.

Beberapa jenis virus atau bakteri seperti campak, batuk rejan, atau corona biang Covid-19, jeda beberapa hari ini terlalu lama.

Bagi orang yang tidak sehat, infeksi bisa menyebar ke berbagai organ vital dan berdampak fatal sebelum sistem daya tahan tubuhnya mampu melawan. Di situlah vaksin berperan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com