Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Henti Jantung: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya

Kompas.com - 05/05/2020, 17:50 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

- Jantung membesar atau kardiomipati

Kardiomiopati sering kali terjadi karena otot jantung meregang, membesar, atau menebal. Hal ini membuat otot jantung tidak berfungsi normal yang memicu aritmia.

- Penyakit jantung valvular

Kebocoran atau penyempitan katup jantung menyebabkan peregangan atau penebalan pada otot jantung yang juga bisa memicu aritmia penyebab terjadinya henti jantung mendadak.

- Penyakit jantung bawaan

Ketika henti jantung mendadak terjadi pada anak-anak atau remaja, hal itu bisa disebabkan oleh kelainan jantung yang ada saat lahir (penyakit jantung bawaan).

Orang dewasa yang telah menjalani operasi korektif untuk cacat jantung bawaan pun masih memiliki risiko tinggi terkena mengalami henti jantung mendadak.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Susah Minta Maaf Menurut Psikologi

Faktor risiko

Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan peluang terjadinya henti jantung mendadak. Berikut faktor risiko tersebut:

  • genetik
  • gaya hidup merokok
  • tekanan darah tinggi
  • kolesterol tinggi
  • obesitas
  • diabetes
  • gaya hidup pasif

Mencegah dan mengatasi

Cara mencegah terjadinya henti jantung mendadak adalah mengurangi faktor risikonya. Hal ini bisa kita lakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan menjalani gaya hidup sehat.

Saat orang di sekitar kita mengalami henti jantung mendadak, segera hubungi layanan medis.

Selama menunggu layanan medis datang, lakukan pertolongan pertama dengan memompa jantung dan memberi napas buatan.

Dikutip dari artikel dokter Felix Chikita Fredy di Kompas.com, berikut cara tepat melakukan pompa jantung dan napas buatan:

1. Posisikan penderita hingga berbaring telentang di atas landasan yang cukup keras, seperti lantai.

2. Posisi kepala sedikit menengadah karena dalam posisi ini saluran napas terbuka lebar dan lurus.

3. Penolong berlutut di samping penderita.

4. Pompa pada dinding dada dilakukan dengan kedua telapak tangan yang saling bertumpu. Tidak semua telapak tangan menyentuh dinding dada, hanya bagian tumit telapak tangan yang menumpu pada dinding dada.

5. Selanjutnya posisi telapak tangan, siku, hingga bahu lurus. Hal ini agar tenaga yang dihasilkan besar, dan penolong tidak kelelahan.

6. Sumber tenaga untuk memompa adalah sendi bahu. Jadi, gerakan memompa bukan berasal dari tenaga lengan bawah ataupun lengan atas, tetapi dari gerakan naik turunnya bahu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com