Selain itu, kondisi berikut juga bisa menjadi pemicu henti jantung mendadak:
- Penyakit arteri koroner
Sebagian besar kasus henti jantung mendadak terjadi pada orang yang memiliki penyakit arteri koroner.
Kondisi tersebut membuat arteri tersumbat oleh kolesterol dan endapan lainnya sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
Serangan jantung juga bisa memicu fibrilasi ventrikel. Selain itu, serangan jantung juga bisa menyebabkan munculnya jaringan parut di jantung yang membuat gangguan pada irama jantung.
Kardiomiopati sering kali terjadi karena otot jantung meregang, membesar, atau menebal. Hal ini membuat otot jantung tidak berfungsi normal yang memicu aritmia.
Kebocoran atau penyempitan katup jantung menyebabkan peregangan atau penebalan pada otot jantung yang juga bisa memicu aritmia penyebab terjadinya henti jantung mendadak.
Ketika henti jantung mendadak terjadi pada anak-anak atau remaja, hal itu bisa disebabkan oleh kelainan jantung yang ada saat lahir (penyakit jantung bawaan).
Orang dewasa yang telah menjalani operasi korektif untuk cacat jantung bawaan pun masih memiliki risiko tinggi terkena mengalami henti jantung mendadak.
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Susah Minta Maaf Menurut Psikologi
Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan peluang terjadinya henti jantung mendadak. Berikut faktor risiko tersebut:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.