Kondisi itu terjadi karena oksigen yang tidak bisa berdifusi atau masuk ke dalam pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh cenderung kekurangan oksigen secara kronik.
“Sehingga gejalanya adalah sesak yang menetap,” tutur dr. Agus.
Dia menyampaikan, kalau sudah terjadi fibrosis paru yang menetap ini, kondisi pasien Covid-19 tidak bisa kembali normal meski telah dinyatakan sembuh.
“Tapi memang sampai sejauh ini, data internasional itu belum ada, berapa persen sih dari kasus berat yang bisa survive kemudian mengalami terjadinya fibrosis paru,” jelas dia.
Meski demikian, dr. Agus menyatakan, dirinya dan beberapa rekan dokter di Jakarta sudah mendapati atau memiliki kasus tersebut.
Baca juga: WHO Ingatkan Anak Muda Juga Berisiko Terkena Covid-19 yang Parah
Di mana, ada pasien Covid-19 akibat infeksi virus corona yang kasusnya berat, kemudin bisa bertahan, tapi setelah sembuh terjadi fibrosis paru yang menetap.
Beberapa pasien Covid-19 ini pun mengeluhkan sesak napas yang tidak bisa hilang.
“Tentu kondisi ini bisa mengganggu aktivitas dan kualitas hidup dalam dari pasien tersebut,” jelas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.