Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2020, 16:04 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, setiap orang yang beraktivitas di luar rumah dianjurkan memakai masker untuk menekan penyebaran virus corona.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker bedah atau masker medis lebih diutamakan untuk tenaga medis, orang sakit, atau perawat orang sakit.

Sementara bagi orang sehat, Anda dianjurkan mengenakan masker kain tiga lapis untuk melindungi diri dari virus corona atau biang penyakit saluran pernapasan lainnya.

Baca juga: Waspada, Bahaya Komplikasi Infeksi Virus Corona pada Anak

Selain mengenakan masker dan rajin menjaga kebersihan tangan, setiap orang juga wajib menjaga jarak aman minimal satu meter dari orang lain demi mencegah penularan Covid-19.

Di tengah berbagai upaya menekan penyebaran virus corona tersebut, sayangnya di masyarakat beredar mitos atau salah kaprah terkait masker.

Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa mitos seputar pakai masker untuk mencegah virus corona yang perlu diluruskan:

1. Mitos masker kain tak efektif cegah virus corona

Ilustrasi masker kainBill Roque Ilustrasi masker kain
Pakai masker kain adalah salah satu cara termudah untuk melindungi diri sendiri dari orang sekitar agar tidak tertular virus corona.

Terutama dari penderita Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).

Virus corona jenis baru dapat menular lewat cipratan dari saluran pernapasan (droplet) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Masker dapat menjadi penghalang untuk mencegah droplet mengandung virus menyebar lewat udara.

Sehingga, orang sekitar tidak terpapar langsung droplet mengandung kuman tersebut.

Studi telah membuktikan, masker kain efektif mencegah paparan kuman.

Jadi, semakin banyak orang di suatu wilayah mengenakan masker, semakin sedikit potensi virus menyebar di suatu daerah.

Selain itu, masker juga bisa mencegah seseorang tanpa sengaja menyentuh hidung dan mulut.

Seperti diketahui, kebiasaan menyentuh hidung, mulut, dan mata dalam kondisi tangan yang tidak steril juga bisa jadi pintu masuknya penyakit.

Baca juga: 5 Kesalahan Umum Cara Pakai Masker

2. Mitos masker hanya untuk orang sakit

Ilustrasi masker melindungi saat batuk dan mencegah penularan virus corona.Shutterstock Ilustrasi masker melindungi saat batuk dan mencegah penularan virus corona.
Salah kaprah masker hanya untuk orang sakit sudah dibantah sejak kasus infeksi virus corona merebak kali pertama di China.

Sejak temuan awal kasus Covid-19 diungkap, ahli menyebut infeksi virus corona bisa tanpa gejala bagi sebagian orang.

Orang tanpa gejala ini bisa menularkan penyakitnya saat batuk, bersin, atau sekadar berbicara.

Lantaran tidak tahu pasti siapa yang terinfeksi Covid-19, pilihan paling bijak adalah semua orang memakai masker saat berada di luar rumah.

Baca juga: Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona?

3. Mitos pakai masker tak perlu jaga jarak dan di rumah saja

Sepasang warga Korsel nampak bergandengan tangan di kota Seoul. Hari ini (6/5/2020) Pemerintah Korsel mulai melonggarkan kebijakan social distancing dan warga mulai berkativitas secara normal.Asia News Sepasang warga Korsel nampak bergandengan tangan di kota Seoul. Hari ini (6/5/2020) Pemerintah Korsel mulai melonggarkan kebijakan social distancing dan warga mulai berkativitas secara normal.
Hal yang perlu diingat, masker merupakan salah satu bagian pencegahan penularan virus corona.

Kendati sudah pakai masker, Anda juga wajib memperhatikan protokol kesehatan untuk melindungi diri dari virus corona.

Yakni, sebisa mungkin tinggal di rumah dan hanya keluar rumah jika ada kepentingan mendesak.

Selain itu, penting untuk rajin membersihkan tangan dengan cara yang benar dan jaga daya tahan tubuh.

Saat berada di luar rumah, tetap jaga jarak aman minimal satu meter dari orang sekitar.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Masker serta Face Shield untuk Cegah Corona

4. Mitos pakai masker asal bisa menutup mulut

Ilustrasi masker anakshutterstock Ilustrasi masker anak
Kesalahan memakai masker yang cukup klasik adalah masker hanya menutupi bagian mulut.

Padahal, penggunaan masker yang benar harus bisa menutupi area mulut dan hidung. Masker juga harus pas di wajah dan tidak menghambat pernapasan.

Hindari memakai masker dengan mencantolkannya di leher atau dagu.

Cara ini rentan membuat masker tidak steril dan sangat tidak efektif melindungi diri Anda dari penularan penyakit.

Baca juga: Pakai Masker untuk Cegah Corona Tak Bikin Keracunan Karbon Dioksida

5. Mitos pakai masker bikin kurang O2 dan keracunan CO2

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Belakangan banyak beredar pesan berantai di media sosial yang menyebut pakai masker bisa menyebabkan keracunan karbon dioksida (CO20 dan kekurangan oksigen (O2).

Hal itu tidak benar. Menghirup karbon dioksida memang bisa berbahaya jika kadarnya sangat tinggi.

Namun, hal itu tidak mungkin terjadi hanya karena pakai masker. Terutama jika Anda memakainya dalam waktu singkat.

Mitos ini juga telah dibantah WHO. Penggunaan masker termasuk masker medis tidak menyebabkan keracunan karbon dioksida maupun kekurangan oksigen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com