KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, setiap orang yang beraktivitas di luar rumah dianjurkan memakai masker untuk menekan penyebaran virus corona.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker bedah atau masker medis lebih diutamakan untuk tenaga medis, orang sakit, atau perawat orang sakit.
Sementara bagi orang sehat, Anda dianjurkan mengenakan masker kain tiga lapis untuk melindungi diri dari virus corona atau biang penyakit saluran pernapasan lainnya.
Baca juga: Waspada, Bahaya Komplikasi Infeksi Virus Corona pada Anak
Selain mengenakan masker dan rajin menjaga kebersihan tangan, setiap orang juga wajib menjaga jarak aman minimal satu meter dari orang lain demi mencegah penularan Covid-19.
Di tengah berbagai upaya menekan penyebaran virus corona tersebut, sayangnya di masyarakat beredar mitos atau salah kaprah terkait masker.
Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa mitos seputar pakai masker untuk mencegah virus corona yang perlu diluruskan:
Terutama dari penderita Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).
Virus corona jenis baru dapat menular lewat cipratan dari saluran pernapasan (droplet) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Masker dapat menjadi penghalang untuk mencegah droplet mengandung virus menyebar lewat udara.
Sehingga, orang sekitar tidak terpapar langsung droplet mengandung kuman tersebut.
Studi telah membuktikan, masker kain efektif mencegah paparan kuman.
Jadi, semakin banyak orang di suatu wilayah mengenakan masker, semakin sedikit potensi virus menyebar di suatu daerah.
Selain itu, masker juga bisa mencegah seseorang tanpa sengaja menyentuh hidung dan mulut.
Seperti diketahui, kebiasaan menyentuh hidung, mulut, dan mata dalam kondisi tangan yang tidak steril juga bisa jadi pintu masuknya penyakit.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum Cara Pakai Masker
Sejak temuan awal kasus Covid-19 diungkap, ahli menyebut infeksi virus corona bisa tanpa gejala bagi sebagian orang.
Orang tanpa gejala ini bisa menularkan penyakitnya saat batuk, bersin, atau sekadar berbicara.
Lantaran tidak tahu pasti siapa yang terinfeksi Covid-19, pilihan paling bijak adalah semua orang memakai masker saat berada di luar rumah.
Baca juga: Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona?
Kendati sudah pakai masker, Anda juga wajib memperhatikan protokol kesehatan untuk melindungi diri dari virus corona.
Yakni, sebisa mungkin tinggal di rumah dan hanya keluar rumah jika ada kepentingan mendesak.
Selain itu, penting untuk rajin membersihkan tangan dengan cara yang benar dan jaga daya tahan tubuh.
Saat berada di luar rumah, tetap jaga jarak aman minimal satu meter dari orang sekitar.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Masker serta Face Shield untuk Cegah Corona
Padahal, penggunaan masker yang benar harus bisa menutupi area mulut dan hidung. Masker juga harus pas di wajah dan tidak menghambat pernapasan.
Hindari memakai masker dengan mencantolkannya di leher atau dagu.
Cara ini rentan membuat masker tidak steril dan sangat tidak efektif melindungi diri Anda dari penularan penyakit.
Baca juga: Pakai Masker untuk Cegah Corona Tak Bikin Keracunan Karbon Dioksida
Hal itu tidak benar. Menghirup karbon dioksida memang bisa berbahaya jika kadarnya sangat tinggi.
Namun, hal itu tidak mungkin terjadi hanya karena pakai masker. Terutama jika Anda memakainya dalam waktu singkat.
Mitos ini juga telah dibantah WHO. Penggunaan masker termasuk masker medis tidak menyebabkan keracunan karbon dioksida maupun kekurangan oksigen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.