Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2020, 16:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar istilah hamil anggur? Bagi Anda yang belum pernah mendengar istilah ini tentu bertanya apa sih hamil anggur itu dan apa bedanya dengan kehamilan pada umumnya?

Untuk diketahui, hamil anggur merupakan salah satu jenis kehamilan abnormal.

Pada kondisi ini, kantung janin tidak terbentuk dengan benar dalam rahim. Akibatnya, janin tidak berkembang.

Baca juga: Kenapa Ibu Hamil Sering Sakit Kepala?

Melansir dari American Pregnancy, hamil anggur sendiri merupakan jenis kelainan plasenta yang disebabkan oleh masalah genetik saat pembuahan.

Akibat masalah genetik tersebut, terjadi pertumbuhan jaringan abnormal dalam rahim.

Jaringan tersebut memiliki penampilan kumpulan sel yang besar dan acak seperti anggur. Inilah mengapa kondisi tersebut kerap disebut dengan hamil anggur.

Kondisi yang juga dikenal sebagai mola hidatidosa ini merupakan hal langka dan hanya terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan.

Apakah Hamil Anggur Berbahaya?

Ada dua jenis kehamilan anggur, yaitu lengkap dan parsial.

Merangkum dari Mayo Clinic, pada kehamilan anggur lengkap, jaringan plasenta abnormal dan membengkak serta tampak membentuk kista berisi cairan.

Dalam kondisi ini biasanya tidak ada pembentukan janin.

Sedangkan pada hamil anggur parsial, masih ada jaringan plasenta yang tumbuh normal. Selain itu mungkin juga adanya pembentukan janin tapi tidak mampu bertahan hidup.

Pada hamil anggur parsial, biasanya terjadi keguguran di awal kehamilan.

Hamil anggur dapat mengarah pada komplikasi serius. Dalam beberapa kasus, hamil anggur bisa membentuk kanker yang langka.

Inilah mengapa kehamilan anggur harus mendapatkan perawatan sedini mungkin.

Perawatan Hamil Anggur

Kebanyakan hamil anggur berakhir secara spontan. Itu artinya jaringan akan keluar dengan sendirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com