Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Kadar Testosteron Rendah Berdampak Buruk Pada Kesehatan

Kompas.com - 22/07/2020, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, produksi hormon testosteron pria juga mengalami penurunan.

Padahal, testosteron adalah hormon penting dalam fungsi seksual pria. Penurunan kadar testosteron adalah bagian alami dari proses penuaan.

Namun, ada beberapa faktor selain penuaan yang juga dapat menyebabkan testosteron rendah.

Faktor tersebut antara lain cedera pada testis, kemoterapi atau radiasi untuk mengobati kanker di daerah genital.

Baca juga: 3 Alasan Rutin Bercinta Bisa Bikin Awet Muda

Pengaruh testeron pada kehidupan seksual

Testosteron rendah dapat memiliki efek kesehatan yang nyata dan penting, terutama pada kehidupan seks pria.

Pria yang memiliki testosteron rendah bisa mengalami kesulitan untuk mengalami atau mempertahankan ereksi.

Testeron yang rendah juga bisa menurunkan gairah seks atau libido pria.

Efek lain dari testosteron rendah

Memiliki testosteron rendah tidak hanya memengaruhi gairah seks dan kemampuanuntuk berhubungan seks.

Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan berikut:

  • kenaikan berat badan
  • energi lebih sedikit dari biasanya
  • meningkatkan lemak tubuh dan mengurangi massa otot
  • depresi
  • sulit berkonsentrasi.

Testosteron yang rendah juga memiliki efek serius pada kesehatan seperti kondisi tulang yang melemah hingga memicu osteoporosis.

Riset dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolismjuga membuktikan testosteron rendah dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan berbagai masalah medis lainnya.

Baca juga: Ingin Awet Muda, Ini 5 Jenis Makanan Penghambat Penuaan

Cara mengatasi

Kadar testosteron yang rendah bisa diatasi dengan terapi pengganti testosteron.

Cara ini bisa dilakukan melalui suntikan atau mengoleskan gel testosteron pada lengan atau bahu.

Namun, pria yang mengalami kanker prostat tidak boleh boleh menggunakan terapi ini karena dapat memicu pertumbuhan kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com