Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2020, 16:04 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

ASI perah beku yang dicairkan cita rasanya juga bisa berbeda dari ASI segar.

Namun, ASI basi memiliki rasa khas, yakni sedikit asam dan tengik.

Baca juga: Puting Lecet saat Menyusui Bayi, Begini Cara Mengatasinya...

  • Tampilannya tidak solid

Selain rasa, cara mengenali ciri-ciri ASI basi yakni dengan memperhatikan penampilannya.

Orangtua perlu memahami, teknik penyimpanan ASI dapat memengaruhi penampilan susu.

Begitu disimpan di lemari es, ASI perah biasanya punya beberapa lapisan warna.

Hal itu wajar karena bagian lemak susu akan naik ke atas permukaan, sedangkan sisa airnya mengendap di bawah.

Dalam kondisi normal, ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya akan bercampur menjadi kesatuan warna susu yang solid.

Jika ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya tidak tercampur rata, atau ada potongan lemak mengambang, tandanya ASI sudah basi atau tidak layak dikonsumsi.

Baca juga: Jenis KB yang Aman untuk Ibu Menyusui

  • Baunya anyir

Tak hanya rasa dan tampilan, cara mengenali tanda ASI basi yang lain yakni lewat bau.

Sebelum memberikan ASI perah pada bayi, periksa bau ASI yang akan disusukan kepada bayi.

Konsumsi obat-obatan, suplemen, atau asupan tertentu memang bisa mengubah bau ASI perah. Enzim lipase juga bisa mengubah bau ASI.

Namun, Anda perlu membuang ASI perah saat baunya anyir atau kelewat amis. Aroma anyir adalah ciri-ciri ASI basi.

Baca juga: Ibu Menyusui Jangan Cemas Hasil ASI Perah Sedikit, Coba Tips Berikut

Hal yang perlu diingat, jika bayi tidak menghabiskan ASI perah, buang sisa susu setelah dua jam.

ASI perah beku yang sudah dicairkan dapat bertahan di suhu ruangan antara satu sampai dua jam.

Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah dicairkan setelah dibekukan.

Ingat, panduan penyimpanan ASI perah di atas hanya berlaku untuk bayi dalam kondisi sehat.

Konsultasikan dengan dokter jika bayi memiliki kondisi kesehatan tertentu dan lahir prematur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com