Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolera: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 08/08/2020, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Kolera adalah penyakit infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi.

Kolera dapat menyebabkan diare parah dan dehidrasi.

Jika tidak diobati, kolera bisa berakibat fatal dalam beberapa jam, bahkan pada orang yang sebelumnya sehat.

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Di negara-negara maju, kolera kini jarang ditemukan akibat tersedianya sistem pengolahan air dan limbah yang begitu mumpuni.

Sebaliknya, kolera saat ini masih menghantui beberapa negara berkembang di Afrika, Haiti, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kolera biasa terjadi di daerah yang kesehatan lingkungannya tidak sehat, di tempat-tempat di mana orang tinggal berdesakan, pada situasi perang, bencana alam seperti banjir, dan jika terjadi kelaparan.

Gejala kolera

Melansir Mayo Clinic, kebanyakan orang yang terpapar Vibrio cholera, bakteri penyebab kolera tidak jatuh sakit dan tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi bakteri tersebut.

Tetapi sayangnya, orang-orang tersebut dapat “membuang” bakteri kolera dalam tinja mereka hingga masih dapat menginfeksi orang lain melalui air yang terkontaminasi.

Sebagian besar kasus kolera yang menimbulkan gejala tercatat mengalami diare ringan atau sedang yang seringkali sulit dibedakan dari diare yang disebabkan oleh masalah lain.

Seseorang biasanya dapat mengembangkan tanda atau gejala kolera yang lebih serius dalam beberapa hari setelah infeksi.

Baca juga: 7 Makanan Penyebab Diare Saat Puasa

Gejala kolera yang dapat dikenali di antaranya yakni:

Diare

Diare terkait kolera datang tiba-tiba dan dapat dengan cepat menyebabkan kehilangan cairan yang berbahaya, yakni sebanyak 1 liter per jam.

Tinja yang keluar saat mengalami diare karena kolera sering kali berwarna pucat seperti susu yang menyerupai air bilasan beras.

2. Mual dan muntah

Muntah dapat terjadi sebagai tahap awal dari gejala kolera dan dapat berlangsung selama berjam-jam.

3. Dehidrasi

Tanpa pengobatan yang tepat, penderita kolera bisa sangat cepat mengalami dehidrasi.

Dehidrasi yang terjadi, yakni bisa ringan hingga parah.

Baca juga: 9 Bahaya Tak Minum Air Putih 8 Gelas Sehari

Dehidrasi ringan bisa ditandai dengan bibir dan kulit yang menjadi kering, mudah tersinggung, mata terlihat seperti ada lingkaran kehitaman, termasuk volume dan frekuensi kencing yang menurun.

Sementara, dehidrasi berat dapat dikenali dengan tanda tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, hingga penurunan 10 persen atau lebih berat badan.

4. Kram otot

Dehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam darah dengan cepat. Kondisi ini bisa disebut sebagai ketidakseimbangan elektrolit.

Sementara, ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan tanda dan gejala serius seperti, kram otot.

Kram otot terjadi dari hilangnya garam dengan cepat seperti natrium, klorida, dan kalium.

5. Syok

Syok hipovolemik adalah komplikasi akibat dehidrasi paling serius, dan bahkan berpotensi membahayakan jiwa.

Kekurangan cairan dapat menyebabkan volume darah di dalam tubuh menjadi berkurang, sehingga tekanan darah dan kadar oksigen menjadi menurun.

Baca juga: Ini Kadar Trombosit yang Dicurigai sebagai Tanda Demam Berdarah (DBD)

Kapan harus ke dokter?

Kasus kolera dapat terjadi di berbagai negara di dunia.

Jika Anda mengalami diare parah setelah mengunjungi daerah dengan kolera aktif, akan lebih baik jika segera menghubungi dokter.

Selain itu, jika Anda mengalami diare, terutama diare parah, dan mengira Anda telah terkena kolera, segera pula dapatkan pengobatan.

Dehidrasi parah adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera.

Penyebab kolera

Bakteri yang disebut Vibrio cholerae adalah penyebab kolera.

Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus

Efek mematikan dari penyakit ini disebabkan oleh toksin (sejenis racun) yang diproduksi oleh bakteri di usus kecil.

Racun menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak air, menyebabkan diare dan kehilangan cairan dan garam (elektrolit) dengan cepat.

Bakteri Vibrio cholerae mungkin tidak menyebabkan penyakit pada semua orang yang terpapar, tetapi bakteri tersebut tetap bisa menularkan penyakit kolera melalui tinja, yang dapat mencemari makanan dan persediaan air.

Persediaan air yang terkontaminasi merupakan sumber utama infeksi kolera.

Bakteri Vibrio cholerae di antaranya dapat ditemukan di:

1. Air permukaan atau sumur

Sumur umum yang terkontaminasi sering menjadi sumber wabah kolera skala besar.

Orang yang hidup dalam kondisi padat penduduk tanpa sanitasi yang memadai sangat berisiko terkena penyakit kolera.

2. Makanan laut

Makan makanan laut mentah atau setengah matang, terutama kerang, yang berasal dari tempat tertentu dapat membuat seseorang terpapar bakteri kolera.

Kasus kolera terbaru di Amerika Serikat telah ditelusuri ke makanan laut dari Teluk Meksiko.

Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi

3. Buah dan sayuran mentah

Buah dan sayuran mentah dan tidak dikupas sering menjadi sumber infeksi kolera di daerah di mana terdapat kolera.

Di negara berkembang, pupuk kandang yang tidak dikomposkan atau air irigasi yang mengandung limbah mentah dapat mencemari produk di lapangan.

4. Biji-bijian

Di daerah di mana kolera tersebar luas, biji-bijian seperti beras dapat terkontaminasi bakteri kolera sehingga benar-benar harus diwaspadai.

Faktor risiko kolera

Setiap orang mudah terserang kolera. Namun, faktor-faktor tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami penyakit ini dan menderita gejala yang parah.

Baca juga: Bagaimana Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Kematian Mendadak?

Berikut faktor risiko kolera yang harus dipahami:

1. Kondisi sanitasi yang buruk

Kolera lebih mungkin berkembang dalam kondisi lingkungan sanitasi yang buruk.

Kondisi seperti ini biasa terjadi di kamp pengungsian, negara miskin, dan daerah yang dilanda kelaparan, perang, atau bencana alam.

2. Asam lambung rendah

Bakteri kolera tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan asam, dan asam lambung biasa sering berfungsi sebagai pertahanan melawan infeksi.

Namun, orang dengan tingkat asam lambung yang rendah, seperti anak-anak, lansia, dan orang yang menggunakan antasida, penghambat H-2 atau penghambat pompa proton tidak memiliki perlindungan ini, sehingga berisiko lebih besar terkena kolera.

3. Paparan rumah tangga

Anda berisiko tinggi terkena kolera jika tinggal bersama seseorang yang mengidap penyakit tersebut.

Baca juga: Ragam Sayuran yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah O

4. Tipe darah O

Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, orang dengan golongan darah O dilaporkan dua kali lebih mungkin mengembangkan kolera dibandingkan dengan orang dengan golongan darah lain.

Cara mengobati kolera

Melansir Buku Mengenali Keluhan Anda: info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) oleh Dr. Ayustawati, PhD, dokter biasanya perlu melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis koleras.

Pemeriksaan darah dan tinja akan membantu menemukan kuman penyebab kolera dan juga melihat apakah ada komplikasi yang ditimbulkan oleh kondisi ini.

Berikut ini adalah langkah pengobatan yang bisa dimbil:

1. Menggantikan cairan tubuh

Tujuan pengobatan yang pertama adalah untuk menggantikan cairan yang hilang supata keseimbangan cairan di dalam tubuh tetap terjaga dan mencegah timbulnya komplikasi yang lebih berat.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah Asam Urat Lebih Sering Serang Pria?

2. Antibiotik

Antibiotik akan diberikan untuk mempercepat penyembuhan gejala-gejala kolera.

Cara mencegah kolera

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah kolera:

  • Berhati-hati dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi
  • Meningkatkan hygiene di rumah dan lingkungan baik perseorangan seperti mencuci tangan sebelum makan
  • Minum air yang sudah direbus terlebih dahulu
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar seperti, tidak buang air besar (BAB) sembarangan, menutup makanan sajian dengan tudung

Vaksin kini sudah tersedia untuk mencegah kolera. Tapi, vaksin ini tidak memberikan perlindungan 100 persen.

Oleh karena itu, kembali lagi, hati-hari dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah faktor pencegah kolera yang sangat penting.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com